25 radar bogor

Jalur Kayumanis-Cilebut Ditutup Total, Ini Jalan Alternatif yang Bisa Dilalui

Jalur Kayumanis-Cilebut ditutup sementara karena ada perbaikan longoran. FOTO: IMAM RAHMANTO/ RADAR BOGOR
Jalur Kayumanis-Cilebut ditutup sementara karena ada perbaikan longsoran. FOTO: IMAM RAHMANTO/ RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Perbaikan jalan longsor di Mekarwangi mulai dilakukan pemerintah kota (pemkot) Bogor, Sabtu (12/6). Jalur yang melalui jalan tersebut terpaksa ditutup total.

Jalan itu menghubungkan Kayumanis dan Mekarwangi. Lebih jauh lagi, jalur di Kp Setu Asem tersebut menghubungkan kawasan Kayumanis dengan Cilebut. Jalan tersebut banyak dilalui kendaraan, setiap hari. Tal heran, masyarakat menyebutnya sebagai jalan “hidup”.

Pengerjaan jalan itu akan menutup jalur Kayumanis – Cilebut selama beberapa bulan. Menurut Camat Tanah Sareal, Sahib Khan, pengerjaan jalan bakal menghabiskan waktu sekira 120 hari kerja. Selama waktu itu pula kendaraan roda dua atau roda empat tak bisa melintas.

“Kalau mau lewat, kendaraan dialihkan lewat jalur lain. Rekayasa pengalihan jalan sudah sejak awal (longsor terakhir) kita terapkan. Spanduk-spanduk sosialisasi juga sudah kita pasang,” tukasnya.

Bagi warga yang ingin melintas di jalan itu, ada empat alternatif umum yang bisa menjadi jalan pintas sementara, sebagai berikut.

1. Soleh Iskandar – Kayumanis – Kp Munjul (Kantor BPBD) -Perum BMW – KH Ahmad Sya’yani – Kencana – Cilebut

2. Cilebut – Kencana – KH Ahmad Sya’yani – Perum BMW – Kp Munjul (Kantor BPBD) – Kayumanis – Jl Soleh Iskandar

3. Bukit Cimanggu City – Jl Suburna – Jl Kp Cimanggis – Kencana – Cilebut

4. Jl Soleh Iskandar – Sukaresmi – Jembatan 2 – Jl Raya Cilebut –  Bojong Gede – St Cilebut – Cilebut.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memang telah menekankan, pembangunan jalan itu bukan karena menunggu benar-benar rusak. Lantaran sebenarnya sudah dianggarkan khusus dalam APBD tahun ini.

“Pembangunannya tidak menunggu longsor. Sudah direncanakan dan dianggarkan lewat APBD murni (tahun 2021). Sekarang digeser ke Biaya Tidak Terduga (BTT), karena perlu lebih cepat,” tegasnya. (mam)

Reporter: Imam Rahmanto
Editor: Alpin