25 radar bogor

Butuh Banyak Tambahan Spektrum Untuk 5G

Ilustrasi 5G. Shutterstock
Ilustrasi 5G. Shutterstock

RADAR BOGOR — Indonesia membutuhkan total 2.047 Megahertz (Mhz) tambahan spektrum frekuensi radio untuk memastikan pemerataan jaringan internet 5G di Indonesia. Juga untuk mendukung teknologi jaringan 4G yang sudah terbangun.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam rapat dengan KOmisi I DPR kemarin (7/6). Saat ini kata Johnny, Indonesia memanfaatkan sebanyak 737 Mhz frekuensi radio.

Johnny mengatakan, spektrum frekuensi radio bisa dianalogikan sebagai oksigen dalam implementasi teknologi internet 5G. Untuk itu, kata Johnny pemerintah terus melakukan proses farming dan refarming untuk menambah kapasitas spektrum frekuensi radio untuk jaringan internet

”Tahun 2021 Kominfo melakukan pembebasan frekuensi baru untuk mobile broadband sebesar 900 MHz. Untuk periode tahun 2022 sampai 2024 kami berencana menambah frekuensi sebanyak 1.190 Mhz sehingga total farming spektrum pada 2024 mencapai 1.310 MHz,” jelas Johnny kemarin (7/6)

Saat ini kata Johnny, telah tersedia satelit yang beroperasi dengan kapasitas 21 Gigabyte per second (gbps). Pada tahun 2021, akan ditambah dengan kapasitas 9 Gbps, kemudian ditambah lagi 7 Gbps pada tahun 2022. ”Sehinga sampai tahun 2024 nanti akan tersedia kapasitas sekitar 117 Gbps,” katanya.

Selain itu, transformasi dari TV analog menuju digital dengan Analog Switch Off (ASO) diharapkan bisa menghemat dan menambah ruang spektrum frekuensi radio untuk menambah kapasitas untuk mobile broadband.

”Kominfo mendorong digitalisasi penyiaran melalui penyediaan peralatan di 15 wilayah yang belum melakukan penyelenggaraan penyiaran multipleksing, revitalisasi di 206 lokasi pemancar TVRI dan memberikan set top box (STB) untuk beberapa rumah tangga yang membutuhkannya,” papar Johnny.

Koordinator Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Kominfo Adis Alifiawan mengungkapkan, peran utama teknologi 5G di Indonesia adalah sebagai kunci pada era transformasi digital.

”Indonesia butuh enabler. Dan Teknologi 5G ini digadang-gadang memiliki potensi sebuah lompatan besar atau giant leap yang akan membantu Indonesia melakukan transformasi digital,” jelas Adis.

Dengan teknologi 5G, kata Adis, akan banyak hal yang bisa dilakukan efisiensi dan banyak otomatisasi. ”Jadi tidak hanya soal kecepatan, tapi juga membuka banyak opportunity yang lain,” katanya.

Adis mengatakan, sejauh ini Operator seluler yang sudah mengantongi Uji Laik Operasi (ULO) untuk penerapan dan komersialisasi jaringan 5G adalah Telkomsel per tanggal 24 Mei lalu. Operator Indosat bakal menyusul dengan ULO yang masih dalam proses.

”Kami berharap operator lainnya mengikuti agar indonesia segera take off 5G,” jelasnya.(tau)