25 radar bogor

Indy Andrea Mumu Dipercaya Jadi GM Bali United, Tantangan Perempuan di Sepak Bola Indonesia

General Manager Bali United Indy Andrea Mumu. (Rizky Ahmad Fauzi/Jawa Pos )
General Manager Bali United Indy Andrea Mumu. (Rizky Ahmad Fauzi/Jawa Pos )

JAKARTA-RADAR BOGOR, Saat ini masih terbilang minim kaum hawa yang nyemplung di dunia sepak bola. Dari yang sedikit itu, ada nama Indy Andrea Mumu yang saat ini menjabat general manager (GM) klub Liga 1 Bali United.

Sepak bola Indonesia sebetulnya memiliki market yang sangat luas. Berdasar survei Nielsen pada 2017, sekitar 77 persen dari total populasi Indonesia menyukai olahraga si kulit bundar. Namun, belum banyak perempuan yang terlibat langsung di olahraga paling populer sejagat itu.

Lantaran tidak banyak perempuan yang bergelut di dunia sepak bola, Indy mengaku dirinya tidak punya role model. Namun, penggemar timnas Jerman dan Bayern Muenchen itu salut dengan Ratu Tisha.

Menurut dia, mantan Sekjen PSSI tersebut merupakan figur perempuan pertama yang benar-benar berpengaruh di industri sepak bola nasional.

’’Beliau juga merupakan orang Indonesia pertama yang diterima di program FIFA Master yang terkenal sulit ditembus dan merupakan program master terbaik di dunia untuk sports management,’’ bebernya kepada Jawa Pos Kamis (3/6).

Indy sendiri pernah bertemu Tisha pada 2019. Saat itu, Indy dipercaya untuk mempresentasikan Stadion Kapten I Wayan Dipta kepada perwakilan FIFA yang datang ke Bali untuk inspeksi stadion sebelum Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Dari situ, Indy melihat sosok Tisha sangat passionate. ’’Bahkan, saat itu masih bekerja dengan timnya sampai larut malam,’’ ungkap perempuan kelahiran Manado tersebut.

Karena itu, Indy menilai Tisha menginspirasi banyak anak muda yang ingin berkarier di sports industry. Terutama perempuan. Menurut dia, hal itu pasti berpengaruh pada isu penting di Indonesia. Yaitu, stereotipe yang menganggap bahwa perempuan tidak kompeten di bidang yang dikuasai pria seperti industri sepak bola.

Serta, sambung dia, juga terkait isu pendidikan bagi anak perempuan yang sering berujung pada pernikahan di bawah umur dan kekerasan. ’’Salah satu cara untuk memerangi isu tersebut adalah hadirnya sosok-sosok wanita inspiratif yang bisa meningkatkan motivasi di diri anak-anak perempuan untuk terus maju dan mengembangkan dirinya,’’ katanya.

Indy sendiri mengawali karier di Serdadu Tridatu –julukan Bali United– sejak akhir 2017 dengan menjabat account executive. Setelahnya, lulusan Universitas Bina Nusantara itu mendapat promosi menjadi senior account executive, sponsorship account manager, hingga menjadi GM Januari lalu.

Pekerjaannya memang lebih banyak menggarap sponsorship. Karena itu, Bali United menjadi salah satu tim yang paling banyak menempelkan logo sponsor di jersey.

Menurut dia, sponsorship penting agar roda bisnis klub tetap berputar dan klub bisa tetap eksis.

’’Sponsor tidak cuma sekadar ’pasang logo’ di jersey, tapi juga ada banyak benefit lain yang harus kita kerjakan agar kerja samanya berhasil untuk kedua pihak,’’ jelas perempuan yang merayakan ulang tahun setiap 11 Juni itu.

Indy cukup senang bisa bekerja di dunia sports business selama lebih dari tiga tahun. Sebab, dia merasa bisa berkontribusi pada pengembangan sepak bola Indonesia yang memiliki market sangat luas.

’’Jadi, sepak bola itu benar-benar big deal lah di sini. Sehingga saya yakin dengan manajemen yang proper, pengembangan sepak bola juga akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan, kualitas pendidikan, dan ekonomi,’’ ucapnya.

Disinggung mengenai pressure, Indy menyebutkan, sepak bola tak jauh berbeda dengan pekerjaan pada umumnya di perusahaan lain. Di Bali United sendiri, dia harus pergi ke kantor setiap hari dengan mengurusi deadline. ’’Bukan seru-seruan terus seperti yang dibayangkan orang-orang tentang pekerjaan di dunia sports industry,’’ pungkasnya.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin