25 radar bogor

Memaknai Hari Kesakstian Pancasila

pelanggaran pilkades
Sekretaris Tim Pemantau Pilkades Serentak Kabupaten Bogor, Yusfitriadi, saat ekspose hasil temuan Pilkades Serentak 2019, di Cibinong, Selasa (5/11/2019).
Yusfitriadi
Yusfitriadi

RADAR BOGOR – Secara operasional bahwa Pancasila sebagai Darul Ahdi Wasyahadah sebagai kesepakatan konsensus nasional dalam menegaskan pembuktian perdamaian.

Sehingga, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus mengedepankan kesepakatan seluruh elemen bangsa Indonesia.

Begitupun dalam aktifitas berbangsa dan bernegara seluruh elemen bangsa harus mempertegas kenyamanan, keamanan dan kedamaian.

Sehingga, saling menghargai perbedaan, “mewaraskan” pikiran, tidak ada diskriminasi, kejujuran dan lain-lain adalah sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai bentuk implementasi dari Pancasila.

Oleh karena itu, dalam perspektif kontekstual, seluruh masyarakat dan elemen bangsa Indonesia, harus kembali membangun kesadaran untuk menjadikan Pancasila mengkristal dalam diri, dalam setiap komunitas dan dalam setiap gerakan kemasyarakat dan keumatan.

Nampaknya, saat ini Pancasila masih hanya dijadikan eksploitasi agama, politik, ekonomi, sosial dan keamanan negara.

Dinamika bangsa pada akhir-akhir ini, bagaimana kekerasan dan berbagai diskriminasi terhadap sesama anak bangsa dengan mengatasnamakan Pancasila sebagai pembenar.

Sebagian anak bangsa menyalahkan kelompok lain yang sedang membela penindasan dan perampasan, seperti kita lihat dan amati pada kasus Palestina.

Institusi negara secara politis membangun sistem diskriminasi dan politisasi dengan mengatasnamakan keamanan dan pertahanan negara, seperti kita saksikan dalam kasus TWK di KPK yang sangat menimbulkan kegaduhan.

Narasi-narasi yang menjadikan politik seakan-akan tujuan bangsa ini, sehingga melalui dialektika politik pada akhirnya sebagian abak bangsa membunuh karakter anak bangsa yang lain, saling fitnah sesama elemen bangsa.

Eksploitasi sumberdaya alam yang merusak tatanan ekosistem sosial kemasyarakatan serta peradaban atas nama teknologi dan daya saing ekonomi bangsa yang sangat massif terjadi diseluruh pelosok tanah air.

Semua fenomena tersebut, seakan dilegalkan oleh negara tentu saja dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai “kambing hitam” landasan dan pandangan ideologi bangsa.

Pada fenomena-fenomena tersebut, menjauhkan bangsa dan seluruh elemen yang ada di dalamnya untuk membangun komutmen dan konsnsus bersama dan meluluhlantahkan peradaban bangsa indonesia. (*)

Penulis : Yusfitriadi

  • Direktur Democracy Electoral and Empowerment Partnership (DEEP)
  • Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju