25 radar bogor

Puncak Arus Balik Hari Ini, Satgas Covid-19 : Dampak Kerumunan Terlihat 1-2 Minggu Lagi

Petugas mengecek kendaraan yang melintas di simpang Gadog, bogor pada H-1 lebaran, Rabu (12/5/2021). Nelvi/Radar Bogor
KETAT : Petugas mengecek kendaraan yang melintas di simpang Gadog, Kabupaten Bogor. (Nelvi/Radar Bogor)

RADAR BOGOR — Pemerintah memperkirakan puncak pergerakan arus balik ke kota-kota besar terjadi hari ini (17/5). Ada kekhawatiran penularan kasus Covid-19 antar wilayah. Apalagi ditambah meningkatnya aktivitas masyarakat selama libur lebaran.

Selain arus balik ke kota-kota besar, masih ada potensi peningkatan kasus dari transmisi lokal akibat meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang dan seputar hari raya Idul Fitri 1442 yang menimbulkan kerumunan. Baik di pusat-pusat perbelanjaan maupun di tempat-tempat wisata.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sony B Harmadi mengungkapkan memang ada antisipasi kenaikan kasus akibat aktivitas selama lebaran. Namun sejauh ini tren kasus masih terpantau stabil.

“Belum bisa terlihat. Sejauh ini kondisinya masih terkendali dan trennya baik. Baru akan kita lihat pengaruhnya dalam 1-2 minggu kedepan,” kata Sony pada Jawa Pos kemarin (16/5)

Menurut catatan Satgas Penanganan Covid-19, kenaikan kasus positif harian dalam beberapa hari terakhir relatif landai. Yakni berada di kisaran 4 ribuan kasus per hari. Bahkan pada 15 Mei lalu penambangan kasus positif turun ke angka 2.385 kasus. Kemudian sedikit meningkat kemarin dengan 3.080 kasus.

Namun, menurut co-founder kawalcovid19 Elina Tjiptadi memperingatkan, penurunan penambahan kasus harian bisa jadi dikarenakan menurunnya jumlah tes selama masa liburan Idul Fitri 1442 H.

Hal tersebut diantaranya terlihat dari tren kasus kematian yang terus naik sejak April 2021. Padahal disaat bersamaan, kenaikan kasus positif terlihat stagnan. ”Jadi indikasinya, kasus sedikit karena tes sedikit, tapi akibatnya banyak yang terlambat terdeteksi sehingga tidak tertolong,” jelas Elina.

Menurut catatan kawalcovid19.id, daerah-daerah dengan fatality rate tinggi terkonsentrasi di Aceh dan Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bengkulu, Jatim serta Papua Barat. Padahal kata Elina, Jatim dan Sumsel mecatatkan angka kasus aktif yang relatif rendah.

”Kasus aktif nggak banyak. Kan semestinya Rumah Sakit tidak kewalahan, tingkat kematian tidak seharusnya tinggi. Kalau tingkat kematian tinggi tapi kasus aktif sedikit, berarti tes dan trace yang harus digenjot,” katanya.

Ia menambahkan, data sudah mengindikasikan kenaikan prosentase kematian selama sebulan lebih tetapi kenaikan kasus tetap stagnan. Ini adalah indikasi bahwa banyak kasus belum terdeteksi.

Pemerintah di semua daerah perlu menggenjot testing dan tracing terutama setelah mudik dan arus balik ini untuk mengantisipasi kemungkinan penularan yg sudah terjadi dan supaya yang sudah tertular segera ditangani. ”Tidak menunggu sampai parah dulu baru dites,” katanya.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, jika kerumunan-kerumunan di masyarakat sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Maka sistem kesehatan dan surveilans harus segera disiapkan.

Yang pertama adalah kesiapan pelayanan kesehatan primer, baik Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lain yang sehari-hari biasa dikunjungi masyarakat. Kemudian sistem komunikasi dan rujukan tetap terjaga antara fasyankes primer dengan RS.

Kemudian adalah kesiapan rumah sakit baik dari segi SDM, petugas kesehatan dan penunjang, serta ketersediaan ruang perawatan. “Jika perlu sampai ke tenda darurat,” kata Yoga.

Kemudian penunjang lain obat treatment Covid-19, ventilator dan oksigen serta APD bagi para petugas. ”Juga perlu dibuat sistem agar kalau memang terjadi kekurangan di salah satu dari lima point ini maka bagaimana dapat ditangani secara cepat agar pasien dapat tertolong,” katanya.

Pemerintah juga mengantisipasi pergerakan balik dari pulau Sumatera menuju Jawa lewat penyeberangan Merak-Bakauheni. Pos-pos penyekatan akan diperketat dengan skrining tes antigen. Mereka yang positif sudah disiapkan beberapa hotel dan tempat isolasi di sekitar Lampung.

Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Lampung telah menyediakan beberapa fasilitas isolasi seperti rusun dan wisma. Apabila dibutuhkan, Pemerintah Pusat akan memberikan dukungan dengan menyiapkan hotel atau losmen yang tersedia di wilayah Lampung,”

“Kemudian, manakala dari pelaku perjalanan ini yang mengalami gejala, dan merupakan kelompok rentan, maka harus pada kesempatan pertama dirawat di rumah sakit yang telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung,” kata Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo

Kapolda Lampung Hendro Sugiatno mengatakan, masing-masing pos mengeluarkan stiker tertentu. Artinya, kendaraan yang sudah mendapatkan stiker di satu pos, dengan sendirinya tidak akan diberhentikan lagi di pos berikutnya. “Sudah kami koordinasikan supaya tidak ada penumpukan arus balik di satu titik,” katanya.

Jika terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni, maka pihak pelabuhan akan melaporkan ke pos terdekat di rest area KM 20 Jalan Tol Jakarta-Merak. Petugas di rest area KM 20 akan menutup pintu keluar rest area sampai ada lampu hijau dari pos di Pelabuhan.

Begitu juga seandainya rest area 20 padat, akan diberitahukan ke pos rest area 49 agar menahan kendaraan. ”Begitu seterusnya ke belakang, sehingga tidak terjadi penumpukan di titik mana pun,” papar Kapolda Hendro.

PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) melaporkan, sejak tanggal 22 April hingga 15 Mei 2021, tercatat 440.012 orang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera. Angka itu jauh di bawah prediksi 1,5 juta penyeberang.

Artinya, jumlah itu pula yang diperkirakan akan kembali menyeberang ke Jawa lewat Bakauheni. ”Tanpa kecuali, semua penyeberang harus dipastikan menjalani rapid test. Yang positif, bukan diputar balik melainkan langsung dikarantina. “Jangan sampai terjadi fenomena pingpong,” ujar Doni.

Yang dimaksud Doni adalah pergerakan tik-tok, bolak-balik antara Jawa dan Sumatera dalam mengoper virus corona. Saat Pulau Jawa banyak yang merah dan Sumatera banyak yang kuning dan hijau, lalu para penyeberang Jawa membawa virus ke Sumatera.

Kemudian sebaliknya, Jawa relatif landai. Banyak daerah berstatus kuning dan hijau, sementara banyak daerah di Sumatera berstatus oranye dan merah.

Doni mengatakan tidak boleh karena keteledoran di perbatasan atau di area penyeberangan lalu virus itu balik lagi ke Jawa. “Sebab kalau itu yang terjadi, sama saja pingpong, tidak akan selesai-selesai,” ujarnya.

Satu lagi yang harus dihindari kata Doni adalah fenomena pengendalian corona balon. “Balon kan kalau ditekan di satu sisi, sisi lain akan menggelembung. Kuncinya ada di disiplin dan kerjasama semua pihak. Petugasnya bergerak satu komando, pemerintah pusat dan daerah bekerjasama dengan baik, didukung masyarakat yang sadar menerapkan protokol kesehatan,” tandas Doni.

Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meninjau penerapan pengecekan rapid antigen secara acak bagi pengendara sepeda motor yang menuju ke arah Jabodetabek di Posko Balonggandu, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu (16/5).

Budi mengatakan, untuk mengantisipsi pergerakan masyarakat yang akan menuju Jabodetabek selepas lebaran, pemerintah melakukan pengecekan Rapid Antigen secara acak “Saya mengapresiasi para pengguna jalan yang telah bersedia untuk memeriksakan diri memastikan status kesehatannya di posko ini,” katanya.

Sebelumnya, Budi dan Menko PMK Mujadjir juga melakukan pantauan arus lalu lintas jalur Cikopo m-Palimanan melalui helikpoter di H+2 lebaran, yang diprediksi terjadi lonjakan pergerakan arus lalu lintas. Menhub mengungkapkan, belum ada pergerakan yang berarti di jalur tersebut.

“Secara umum kami memperkirakan masyarakat masih menunda kepulangan dari kampung halaman. Secara kuantitatif, jumlah pergerakan pada arus balik hari ini masih di bawah 60% dari yang diperkirakan,” ucap Menhub.

Budi mengatakan ia telah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi intensif dengan Korlantas Polri dalam melakukan pengawasan arus lalu lintas di jalan raya, karena diperkirakan masih banyak masyarakat yang belum kembali.

Menhub juga mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, agar melakukan tes kesehatan secara mandiri, agar tidak perlu lagi mengikuti tes acak ini dan untuk menghindari penumpukan di posko pengecekan kesehatan.

“Semuanya bukan untuk menyusahkan saudara-saudara kita yang melakukan perjalanan. Tetapi ini merupakan upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di Indonesia selepas masa lebaran,” tutur Menhub.

Posko Balonggandu di Karawang merupakan salah satu tempat dilakukannya pengecekan kesehatan rapid tes antigen secara acak bagi para pengendara sepeda motor dari arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang akan melakukan perjalanan balik ke Jabodetabek.

Selain pemotor, mulai 15 Mei 2021 kemarin, Pemerintah melakukan pengetatan arus balik pengguna kendaraan roda empat dan roda dua dari arah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dengan melakukan pengecekan kesehatan menggunakan rapid antigen secara acak. Titik penyekatan maupun titik pemeriksaan tes kesehatan secara acak ditingkatkan untuk memastikan pengguna jalan tidak berpotensi membawa virus ini kembali ke Jabodetabek.

Tiga titik yang diperketat yaitu sekitar Karawang tepatnya di Jembatan Timbang Balonggandu, Pos Tegal Gubug Susukan, dan wilayah Indramayu ke arah Jatibarang.

Sementara Polri memastikan telah memeriksa 50.315 kendaraan hanya untuk Sabtu (15/5). Dari jumlah itu 36.468 kendaraan diantaranya telah diputar balik. Kadivhumas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan, jumlah 36.468 kendaraan diputar balik itu dari 22 titik penyekatan di tol, 147 titik sekat arteri dan 212 jalur alternatif. ”Yang diputarbalik karena tidak memenuhi persyaratan,” paparnya.

Yang juga mengkhawatirkan, saat Polri melakukan rapid tes secara acak. Dari 3.250 kali rapid tes diketahui bahwa 24 pemudik dinyatakan positif. ”Yang positif langsung dikirim ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan tes PCR dan isolasi,” terangnya.

Dia mengatakan, dari hasil pemantauan sementara untuk kawasan wisata masih relative aman dan kondusif. Untuk tempat wisata seperti pantai, tidak terdapat konsentrasi wisatawan yang melebihi normal. ”Tidak ada yang melebihi batas,” papar Argo.

Bagian lain, Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengatakan, untuk arus balik kepolisian akan berfokus kepada pengendara mobil dan sepeda motor. Untuk truk sumbu tiga ke atas, kepolisian akan melakukan diskresi dengan pengalihan ke jalur arteri. ”Pengalihan truk sumbu tiga ke atas berlaku sejak Sabtu (15/5),” paparnya.

Untuk arus balik, kepolisian juga berfokus di wilayah Sumatera. Dari Aceh hingga Lampung, dikarenakan terjadi tren kenaikan kasus Covid 19. ”karena itu masyarakat yang menuju wilayah di Sumatera diwajibkan memenuhi semua persyaratan,” ujarnya.

Dia mengatakan, petugas berupaya untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Sehingga, mampu mengatasi dinamika di lapangan, seperti kemacetan dan upaya penerobosan. ”Pengendalian dan pengawasan bersama instansi terkait terus dilakukan,” ujarnya. (tau/idr/mia/deb)