25 radar bogor

Sekat Pemudik, Polresta Bogor Kota Siagakan 1.200 Personil Gabungan

SIAGA : Wali Kota Bogor, Bima Arya mengikuti apel gabungan bersama TNI dan Polri, tadi siang. (Dede/ Radar Bogor)

RADAR BOGOR – Sebanyak 1.200 personil gabungan TNI, Polri, bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor disiagakan dalam pengamanan Hari Raya Idul Fitri 2021.

Operasi Ketupat dalam rangka larangan mudik Lebaran dimulai Kamis (5/5/2021) dini hari. Ratusan personel gabungan nantinya diturunkan selama dua pekan berlangsungnya operasi tersebut.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, operasi ketupat untuk melakukan penyekatan pemudik, dengan menyiagakan personil gabungan TNI, Polri, dan Pemkot Bogor.

Selain itu, Susatyo menjelaskan, bagi pendatang sudah menerbitkan kebijakan terkait kewaspadaan pemudik, dan pendatang.

“Kita lakukan pengawasan bagi pemudik dan pendatang dari tingkat RT/RW akan melakukan pengawasan khususnya pencegahan covid-19,” paparnya.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, apel kesiagaan kali ini untuk pengecekan akhir kesiapan petugas dalam menjalankan tugasnya, karena jelang hari raya tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak dua persen.

Hal itu, disebabkan karena ada peningkatan mobilitas masyarakat diakhir bulan Suci Ramadan jelang Idul Fitri. Karena itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik.

“Ini merupakan tahun ke dua pemerintah mengambil kebijakan tersebut,” ujar Bima membacakan amanat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mapolres Bogor Kota, Rabu (5/5/2021).

Dalam amanat itu, Kapolri menjelaskan kebijakan larangan itu diambil dari berbagai pertimbangan, yaitu pengalaman kenaikan tren kasus paska libur panjang termasuk peningkatan kasus 93 persen setelah Idul Fitri tahun 2020.

Meski begitu, keinginan masyarakat untuk mudik susah dibendung, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan apabila pemerintah tidak melaksanakan larangan mudik, maka diprediksi akan terjadi pergerakan orang sebesar 81 juta.

Akan tetapi, setelah diumumkam masih terdapat 7 persen atau sebanyak 17.5 juta jiwa yang tetap mudik. “Oleh karena itu operasi itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, oleh seluruh jajaran,” pintanya.

Bima dalam sambutanya mengatakan, kasus Covid-19 harus diwaspadai berdasarkan apa yang terjadi di luar negeri, seperti kasus di India, terdapat penambahan kasus hingga 400 ribu kasus, dan angka kematian sebanyak 3.500 per hari.

“Ini karena protokol kesehatan yang tidak jalan, karena itu kita tidak boleh lengah, dengan adanya varian Covid-19, yang masuk dari berbagai negara dari Inggris, India, hingga Afrika Selatan,” paparnya.

Untuk mengatasinya, Polri bersama Satgas penanganan Covid-19 yang berada di bandara dan pelabuhan internasional telah melakukan pengawasan kepada seluruh perjalanan internasional.

“Saya perintahkan kepada petugas untuk mengawasi secara ketat, pastikan pelaksanaan karantinan di tempat yang ditunjuk,” kata Bima sambil mebacakan amanat Kapolri.

Salah satu yang harus diantisipasi yakni Lebaran, karena akan ada peningkatan aktivitas baik dalam bentuk kegiatan ibadah dan kegistan masyarakat di sentra ekonomi, destinasi wisata, dan kegistan budaya seperti takbir keliling dan halal bihalal.

“Ini sangat berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas, sangat berpotensi terjadi pelanggaran Prokes,” pungkasnya. (ded/c)