25 radar bogor

Pemerintah Larang Mudik Dalam Bentuk Apapun, Berikut Penjelasannya ..

Petugas Polresta Bogor Kota saat menyosialisasikan larangan mudik dan pemberlakukan ganjil genap, Sabtu (1/5/2021). Foto Humas Pemkot Bogor
TEGAS : Petugas Polresta Bogor Kota saat menyosialisasikan larangan mudik dan pemberlakukan ganjil genap, Sabtu (1/5/2021). (Humas Pemkot Bogor)

RADAR BOGOR — Satgas Covid-19 tegas menyatakan, mudik dalam bentuk apapun, baik mudik lokal maupun antar wilayah adalah dilarang selama masa peniadaan mudik tanggal 6 hingga 17 Mei mendatang.

“Pemerintah telah sepakat untuk melarang mudik apapun bentuknya,” jelas Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kemarin (4/5)

Wiku menjelaskan, keputusan yang diambil ini telah melalui berbagai macam pertimbangan data, pendapat ahli, maupun pengalaman di lapangan.

Kegiatan mudik dan bertemu sanak saudara, kata Wiku, sangat terkait dengan interaksi fisik secara langsung yang merupakan cara virus bertransmisi secara cepat. Seperti bersalaman dan berpelukan. “Kejadian ini tidak dapat dielakkan bahkan pada orang yang memahami protokol kesehatan sekalipun,” kata Wiku.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan, telegram pengawasan tempat wisata selama libur Idul Fitri.

Dalam telegram bernomor STR/336/IV/PAM.3.2/2021 tersebut, Kapolri menginstruksikan setiap kapolda untuk memetakan tempat wisata di wilayahnya, yang buka maupun tutup saat liburan. Pemetaan itu ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung karena pemerintah melarang mudik lebaran 2021.

Selanjutnya, kapolda juga diperintahkan untuk mengamanankan dan memperketat penerapan protokol kesehatan di tujuan wisata. Khususnya tempat wisata yang buka saat libur lebaran.

Dalam pengawasan itu juga diharapkan para kepala satuan wilayah (Kasatwil) untuk berkoordinasi dengan dinas terkait, seperti satgas Covid 19.

Yang lebih penting, kasatwil mendorong pengelola wisata untuk membentuk satgas Covid 19. Selanjutnya, pengunjung tempat wisata diwajibkan untuk swab antigen.

”Bila terdapat wisatawan yang ketahuan positif Covid 19, maka diharuskan pemberian sanksi terhadap penyelenggara wisata,” ujar kapolri dalam telegram tersebut.

Dalam telegram yang ditandatangani Asops Irjen Imam Sugianto disebutkan bahwa pengelola wisata wajib untuk menerapkan protokol kesehatan dan menyediakan fasilitas cuci tangan menggunakan sabun.

”Pengunjung yang memiliki gejala demam, batuk, pilek dan sesak napas diharuskan untuk dilarang masuk,” ujarnya.

Dalam telegram itu, kapolri memerintahkan agar pengunjung yang tidak memakai masker dilarang masuk. Semua orang termasuk pekerja wisata harus menjaga jarak dan mengutamakan metode pembayaran nontunai.

Yang juga penting, kapolri mengingatkan bahwa tempat wisata yang masuk dalam zone merah dan oranye dilarang untuk beroperasi. ”Artinya, tidak semua tempat wisata boleh untuk dibuka,” tegasnya.

Sementara itu, Jasa Marga memprediksi jumlah kendaraan keluar Jabotabek melalui gerbang tol (GT) dan barrier utama pada periode 6-12 Mei 2021 atau H-7 sampai H-1 jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H bakal mencapai sebesar 593.185 kendaraan.

Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita mengatakan, jumlah ini turun sekitar 35 persen dari lalu lintas normal.

Lalu lintas yang meninggalkan Jabodetabek diperkirakan akan mengalami puncak kepadatan pada pada 11 Mei 2021 atau H-2 sebelum lebaran.

Dengan prediksi volume sebesar 109.327 kendaraan. ”Selain pada periode H-6 sampai H-1 Hari Raya Idul Fitri 1442 H, kami juga memprediksi adanya peningkatan volume lalin pada masa pengetatan mudik yang jatuh pada hari Rabu, 5 Mei 2021, dengan jumlah 138.508 kendaraan yang meninggalkan Jabotabek,” papar Atika.

Dua prediksi ini juga merupakan kumulatif arus lalin dari empat GT Barrier/Utama yang telah disebutkan sebelumnya.

Selain itu, Jasa Marga juga akan melakukan penutupan pada Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) atau yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated II. Hal ini kata Atika sesuai dengan masukan dari pihak Kepolisian.

”Namun untuk jadwalnya sendiri, hingga saat ini kami masih menunggu surat persetujuan dari Menteri PUPR,” tambahnya.

Jalan Layang MBZ akan ditutup sementara seluruh aksesnya baik arah Jakarta maupun arah Cikampek pada akses masuk maupun akses keluar jalan tol tersebut.

Hal ini dilakukan untuk membatasi pergerakan arus lalu lintas keluar dan masuk Jabotabek agar meminimalisir penyebaran COVID-19.

Sementara itu untuk layanan transaksi, Jasa Marga juga turut mengantisipasi adanya pengalihan lalu lintas di gerbang tol terdekat dengan posko penyekatan.

Jasa Marga menyiapkan mobile reader dan tambahan petugas tapping di gerbang tol untuk meningkatkan kapasitas transaksi serta memastikan keberfungsian peralatan tol dan kelengkapan operasional di setiap gerbang tol.

Sementara itu, arus mudik di Pelabuhan Merak, Banten masih sepi, kemarin (4/5). Belum tampak adanya lonjakan penumpang yang signifikan hingga pukul 19.00 WIB.

Meski begitu, sempat terjadi penumpukan penumpang di pintu masuk untuk pengecekan kelengkapan. Mulai dari tiket hingga bukti tes kesehatan.

Menurut General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak Hasan Lessy mengatakan, lonjakan penumpang dan kendaraan diperkirakan akan kembali meninggkat pada H-9 dan H-8 lebaran. Kondisi ini terjadi seiring dengan kebijakan larangan mudik mulai tanggal 6-17 Mei 2021.

Kendati begitu, kenaikan sebetulnya sudah terdeteksi sejak weekend . Data Posko 24 jam pada Senin (3/5), pukul 08.00 hingga Selasa (4/5) pukul 08.00 atau H-10 mencatat, jumlah total penumpang yang menyeberang dari Jawa menuju Sumatera berjumlah 37.237 orang. Jumlah ini naik 452 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 sebanyak 6.748 orang.

Untuk kendaraan roda dua, tercatat sebanyak 2.382 unit sudah menyebrang je Sumatera lewat Merak. Selanjutnya, kendaraan pribadi roda empat, sebanyak 4.307 unit atau naik 503 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 714 unit kendaraan.

Sementara untuk kendaraan truk tercatat sebanyak 2.956 unit kendaraan atau naik 12 persen*dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, sebanyak 2.639 unit.

“Sehingga total seluruh kendaraan yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni tercatat sebanyak 9.939 unit. Naik 196 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 3.360 unit,” ungkapnya.

Salah satu penumpang, Bambang Irawan, 34, mengaku sudah menanti momen pulang kampung ini. Ia sudah lima tahun tak merayakan lebaran di kampung halamannya, Kota Bumi, Lampung. “Saya kerja di Malaysia,” ujarnya saat ditemui, kemarin (4/5).

Perjalanan Bambang pun tak mudah. Ia harus menempuh waktu nyaris satu bulan dari Negara Jiran tersebut untuk bisa sampai Tanah Air. Perjalanannya dimulai pada 6 April 2021 lalu, dari Kuala Lumpur (KL) menuju Pelabuhan Johor Pasir Gudang.

Ia terpaksa menempuh jalur ini lantaran Malaysia yang sudah lockdown. Sehingga akses transportasi pun menjadi sulit. Kasus Covid-19 di Malaysia sendiri memang tengah mengalami lonjakan. Ada rasa khawatir bakal tertular bila terlalu lama di sana.

Naasnya, di sana, ia tak bisa langsung mendapat tiket menuju Batam. Ia ditolak berangkat lantaran pembelian tiket harus online. Bambang yang kurang mengerti pun terpaksa harus menyewa penginapan fi sekitar pelabuhan.

Sayangnya, hingga beberapa hari ia pun masih belum bisa memperoleh tiket. Padahal, antrian di pelabuhan sudah sangat menumpuk. Ratusan orang sudah mengantri menuju Batam. Namun semuanya dibatasi. “Dan hanya satu fery saja per harinya. Dibatasi penumpangnya,” kenangnya dengan terbata.

Ia tak menyerah. Tekadnya sudah bulat untuk bertemu keluarga. Bambang mencoba peruntungan dengan meminta bantuan polisi untuk membantu memesankan tiket secara online. Harga yang sudah melambung tinggi pun tak jadi soal untuknya.

Ia bahkan harus mengeluarkan uang hingga Rp 4 juta untuk empat kali PCR sebagai syarat untuk bisa berangkat. “Dapatnya tanggal 28 April. Harganya sudah lumayan, lebih dari 100 Ringgit,” katanya.

Sampai di Batam, Bambang pun tak bisa langsung ke Lampung. Ia menjalani masa karantina selama lima hari. ini jadi syarat wajib bagi WNI yang baru pulang dari luar negeri. “Setelah PCR, negatif, langsung berangkat Jakarta dan sekarang mau nyebrang ke Lampung,” paparnya.

Bekerja di negara orang dalam masa pandemi diakuinya tak mudah. Panggilan kerja tak lagi datang setiap hari. Hal ini pun otomatis berpengaruh pada pendapatannya tiap hari. Beruntungnya, ada bantuan dari pemerintah melalui KBRI. Ia memdapat jatah bantuan logistik.

Kondisi ini turut membuatnya nekat mudik. Meski sudah ada imbauan untuk memunda mudik terlebih dahulu.

“Tapi yang utama memang kangen orang tua. Tinggal satu-satunya,” ujarnya dengan mata merah dan berkaca-kaca. Ia ingin merasakan momen ramadhan di rumah, bersama keluarganya. (jpg)