25 radar bogor

KKB Bakar Sekolah dan Puskesmas

RADAR BOGOR – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus menebar teror. Kelompok tersebut dipastikan kembali melakukan aksi brutal dengan membakar gedung sekolah dasar, rumah guru, satu bangunan puskesmas, dan mencoba memutus akses jalan dengan membuat lubang di jalur-jalur penting di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

Dari keterangan tertulis Satgas Nemangkawi disebutkan bahwa terdapat dua ruang kelas di SD Mayuberi yang dibakar oleh KKB.

Tidak hanya itu, tiga rumah milik guru dan sebuah puskesmas juga menjadi sasaran pembakaran. Aksi tersebut diduga dilakukan oleh KKB pada Senin (3/5) dan Minggu (2/5).

Total ada tujuh KKB yang terdeteksi turut andil dalam aksi tersebut.

Mereka beraksi sambil membawa senjata laras panjang dan melakukan tembakan serampangan. Informasi itu didapatkan dari warga yang secara langsung melihat pembakaran tersebut.

Tak hanya itu, KKB juga berupaya untuk memutus akses jalan. Dengan cara membuat lubang di jalanan sedalam satu meter. Ada tiga jalan yang aksesnya coba mereka putus. Yakni Jalan Kampung Tagaloa, Jalan Kampung Kalebut, serta Jalan Putus Kampung Tagaloa.

Berdasar informasi itu juga didapatkan bahwa KKB mengancam warga yang sedang menuju ke Kota Ilaga. Namun, masyarakat tidak menghiraukan ancaman tersebut.

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombespol M. Iqbal Alqudusy membenarkan pembakaran sejumlah fasilitas umum tersebut. ”Berdasarkan keterangan saksi dan olah TKP, KKB pimpinan Talenggeng pelakunya,” ujarnya.

TNI yang diperintahkan pemerintah membantu Polri menanggulangi aksi KKB memastikan bahwa mereka terus menjalankan tugas. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi I. G. N. Suriastawa menyatakan bahwa pengejaran terhadap KKB terus dilakukan.

Pilihan untuk mereka juga tetap. Kembali ke pangkuan NKRI atau terus dikejar aparat keamanan. “Apabila tidak menyerahkan diri ya dilakukan pengejaran sampai titik terlemahnya,” ungkap Suriastawa.

Tentu, aparat keamanan mengharapkan mereka kooperatif dan memilih jalan untuk menyerahkan diri. Sebab, aparat juga tidak ingin korban terus berjatuhan.

“Harapan TNI supaya nggak ada korban lagi, (KKB) menyerah lalu bangun Papua bersama-sama,” jelas perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu.

Dia menegaskan, pihaknya tidak bernegosiasi dengan kelompok bersenjata. “Dia (KKB, Red) sekarang malah menteror masyarakat, menghambat pembangunan, merusak fasilitas,” tambahnya.

Selain merusak fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua. Mereka juga tidak segan menyerang aparat keamanan dan masyarakat sipil.

Catatan pemerintah selama tiga tahun belakangan menyebutkan sudah ada 120 korban luka dan 95 korban meninggal dunia akibat aksi-aksi KKB. Dari angka tersebut, korban terbanyak berasal dari masyarakat sipil. (idr/syn)