25 radar bogor

Wali Kota Bogor Bima Arya Ancam Tutup Mal dan Pasar

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Foto Arifal/Radar Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. (Foto Arifal/Radar Bogor)

RADAR BOGOR – “Setiap saat, mal di Kota Bogor bisa ditutup! Demikian juga untuk pasar!” ultimatum itu dicetuskan Wali Kota Bogor Bima Arya, kemarin (3/5). Dia tak ingin kecolongan lagi, membeludaknya pengunjung pusat perbelanjaan seperti akhir pekan kemarin.

Bima mengaku baru mendapat arahan dari pemerintah pusat untuk memperketat mobilitas warga. Termasuk protokol kesehatan (prokes) pra dan pasca Hari Raya Idulfitri. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kedua Covid-19.

“Tadi kami mendapatkan arahan dari Panglima TNI-Kapolri, Mendagri dan Jaksa Agung. Intinya ada indikasi mulai terjadi lonjakan Covid-19,” ucapnya saat ditemui di Stasiun Bogor.

Untuk mengantisipasi kerumunan di mal dan pasar, pihaknya berkoordinasi dengan Polresta Bogor Kota dan Kodim 0606 Kota Bogor. Personel gabungan akan memantau mobilitas masyarakat Kota Hujan.

“Kami juga sudah melakukan simulasi penyekatan-penyekatan pemudik yang implementasinya dilaksanakan mulai 6 Mei nanti,” beber Suami Yane Ardian tersebut.

Seperti diketahui, pada 6 Mei hingga 17 Mei nanti, kebijakan larangan mudik resmi diterapkan. Tak kurang ada enam titik penyekatan untuk menghalau pemudik masuk/keluar dari Kota Bogor.

Yakni penyekatan di Gerbang Tol Bogor, eks Terminal Wangun, Tajur, Jalan Veteran, Simpang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), Simpang Yasmin dan Simpang Cifor, Bubulak

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro menambahkan, jajaran Satgas Covid-19 akan terus memonitor mobilitas masyarakat di pusat perbelanjaan ataupun pasar tradisional, terutama jelang Lebaran nanti.

Jika ada penumpukan pengunjung akan dilakukan penutupan sementara. Baik itu akses masuk maupun akses jalan menuju ke lokasi tersebut. “Ini merupakan bagian daripada upaya untuk menekan mobilitas,” tegasnya.

Di bagian lain, pemudik mulai memadati sejumlah stasiun untuk pulang kampung lebih awal.  Kepala Humas PT KAI DAOP 1 Jakarta Eva Chairunisa mengungkapkan, sejauh ini tak ada kenaikan berarti untuk penumpang kereta api (KA). Pasalnya, jumlah KA yang dioperasikan sama seperti minggu-minggu sebelumnya. ”Hari ini 20 KA di Senen, 17 dari Gambir. Kemarin juga sama,” jelasnya.

Rata-rata jumlah penumpang pun tidak jauh. Kemarin, jumlah penumpang sekitar 6.500. sementara sehari sebelumnya, 6.800 penumpang. ”Tapi ini kan masih dinamis, pemesanan masih dibuka. Namun tidak akan jauh dari itu,” ungkap Eva.

Disinggung soal operasional pada tanggal pelarangan mudik, Eva mengaku bakal taat dengan aturan pemerintah. Meski nantinya tetap ada sejumlah KA yang dioperasikan.

Kalaupun ada yang diberangkatkan, dia memastikan bahwa KA tidak akan digunakan untuk mudik. Tapi hanya untuk kebutuhan khusus. Itu pun, pemeriksaan kelengkapan berkas akan betul-betul dicek oleh petugas. ”Nanti akan dilihat pola operasinya seperti apa, ini masih dibahas bersama,” katanya.

VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengamini. Secara umum dapat kami  sampaikan bahwa Sejauh ini tidak ada lonjakan penumpang pada angkutan  kereta api.

Penjualan tiket keberangkatan KA jarak jauh pada periode mulai Jumat (30/4) hingga 5 Mei 2021 baru mencapai 51 persen dari kapasitas yang disediakan. “Jumlah tiket yang terjual adalah rata-rata 28 ribu tiket per hari,” tuturnya.

PT KAI  menyediakan total 338.658 lembar tiket yang dijual selama periode 30 April sampai 5 Mei. Dari jumlah tersebut, tiket yang sudah terjual baru 173.949 lembar atau sekitar 51 persen yang sudah terjual.

Sebagai perbandingan, pada periode 1-29 April 2021, rata-rata KAI memberangkatkan 30 ribu pelanggan KA Jarak Jauh perhari. “Sehingga dapat dikatakan jumlah pelanggan masih normal, belum  ada peningkatan yang signifikan,” jelas Joni. (ded/jpg/c)