25 radar bogor

Puasa Tak Jadi Halangan Menyusui, Ini Empat Tips Genjot Produksi ASI

RADAR BOGOR – Ibu menyusui ternyata boleh berpuasa, asalkan gizinya terpenuhi. Sebab tak sedikit busui alias ibu menyusui yang khawatir terkait kecukupan produksi ASI yang dibutuhkan si buah hati.

Padahal, hal ini bisa diatasi dengan melakukan sejumlah persiapan. Sehingga walaupun tengah berpuasa namun kualitas dan kuantitas ASI yang diproduksi tetap terjaga.

Dalam acara webinar ASIMOR, Head of Marketing Consumer Health Dexa Irene Dwi Sari mengatakan, Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), para saintis melakukan penemuan terkini dan telah melakukan serangkaian pengujian dan memprosesnya dengan teknologi modern tanaman katuk, torbangun, serta ikan gabus untuk booster atau pembangkit ibu menyusui yang merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

Daun katuk, memberikan peningkatan signifikan dalam ekspresi gen prolaktin dan oksitosin, yaitu hormon yang berperan penting dalam proses menyusui sehingga membuat produksi ASI melimpah.

Sementara daun Torbangun dapat meningkatkan sel epitel dan metabolisme kelenjar susu sehingga ASI meningkat 65 persen tanpa mengubah kualitas gizi susu. Dan manfaat ikan gabus dapat meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin, sehingga produksi ASI meningkat, mempercepat penyembuhan setelah operasi caesar, mempercepat pemulihan dan kekuatan wanita pasca melahirkan serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

“Dari hasil ini diperoleh bahwa 8 dari 10 ibu ASI merasakan peningkatan volume ASI dalam 2-3 hari setelah 2 minggu konsumsi tersebut Selain itu, 50 persen ibh ASI menghasilkan ASI 75-120 ml sekali pompa. Dalam dua minggu, 25 persen dari ibu ASI menyatakan bahwa terjadi penurunan durasi pompa ASI dari rata-rata 30 menit di minggu pertama, menjadi rata-rata 20 menit di minggu kedua,” katanya dalam webinar baru-baru ini.

Dokter spesialis anak sekaligus konselor laktasi dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A., IBCLC mengatakan setidaknya ada 4 kondisi yang bisa memicu produksi ASI seorang ibu. Apa saja?

1. Ikatan Kuat

Pertama, ibu dan bayi harus melakukan kontak kulit ke kulit atau bonding sesering mungkin karena hal tersebut sangat merangsang produksi ASI. Cara menyusui yang optimal justru dimulai di 1-7 hari awal bayi lahir.

“Di rumah sakit sebaiknya ibu dan bayinya tidak dipisahkan sehingga bisa sering melakukan kontak kulit ke kulit. Dengan begitu si ibu bisa mendapat stimulasi untuk memproduksi ASI dan bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat ingin menyusu,” kata dr. Wiyarni dilansir jawapos.com.

2. Dukungan Suami

Kedua, suami dan keluarga harus bisa membantu menciptakan suasana nyaman dan bahagia bagi mamsi secara fisik dan psikis. Karena dengan pikiran yang rileks dan fisik yang sehat maka tubuh akan percaya diri dan lancar memproduksi ASI.

“Seorang ibu yang bahagia, hormon oksitosinnya tinggi. Hal tersebut memperlancar keluarnya ASI. Hal itu harus diimbangi dengan menyusui si bayi sehingga hormon prolaktin yang memproduksi ASI juga bisa tetap tinggi. Tidak benar itu kebiasaan menyusui secara terjadwal, karena itu hanya akan menghambat produksi ASI,” kata dr. Wiyarni.

3. Pengetahuan

Sang ibu dan orang-orang di sekitarnya harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ASI. Sehingga tahu apa yang harus dilakukan selama proses menyusui.

4. Nutrisi

Keempat, menjaga nutrisi yang cukup bagi tubuh di bulan puasa sehingga jumlah dan kualitas ASI yang diproduksi tetap baik. Kalau perlu, ibu ASI juga bisa mengonsumsi suplemen tambahan untuk menjaga produksi ASI.

“Puasa jangan menjadi halangan bagi ibu menyusui. Silakan berpuasa dan tetap menyusui dengan memenuhi gizi yang seimbang, dan jangan lupa banyak minum. Kalau ibu berpuasa tetapi asupannya baik lalu dibantu dengan mengonsumsi suplemen maka tidak ada penurunan kualitas ASI. Bahkan kadar vitamin dalam ASI bisa meningkat,” jelasnya. (jpc)