25 radar bogor

Imbas Ganjil Genap, Sejumlah Ruas Jalan di Kota Bogor Macet

Kemacetan terjadi di Simpang Lampu Merah Empang menuju jalur SSA, dan kepadatan juga terjadi di arah Tugu Kujang, Sabtu (1/5/2021). Dede/Radar Bogor
Kemacetan terjadi di Simpang Lampu Merah Empang menuju jalur SSA, dan kepadatan juga terjadi di arah Tugu Kujang, Sabtu (1/5/2021). Dede/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Imbas penerapan ganjil genap di pusat Kota Bogor atau di jalur Sistem Satu Arah (SSA) pada jam 15.30 – 17.30 WIB, sejumlah ruas jalan macet. Kemacetan terjadi di Simpang Lampu Merah Empang menuju jalur SSA, dan kepadatan juga terjadi di arah Tugu Kujang.

Selain itu, beberapa ruas penghubung menuju puat kota juga dipadati kendaraan, dampaknya terjadi kemacetan di Jalan Cikaret hingga Jalan Pancasan. “Macet mas, saya dari Ciapus mau ke Kota Bogor. Mungkin, orang yang mau belanja kebutuhan lebaran,” kata Wahono (52) pengendara bermotor yang ditemui di Jalur SSA, Sabtu (1/5/2021).

Menurutnya, sejumlah orang memadati mall, salah satunya di Mall BTM. Menurut dia, dirinya sempat singgah ke mall tersebut mengantar anaknya berbelanja. “Tapi karena banyak orang, akhirnya saya keluar mall dulu,” katanya.

Selain itu, masih banyak pengendara yang masuk ke ruas jalan tengah kota Bogor. Sebelumnya, warga kota maupun luar kota Bogor masih bisa beraktivitas sebelum sistem ganjil (gage) genap diterapkan pada 15.30-17.30 WIB nanti.

Namun, ketika penerapan gage diberlakukan maka siapapun kendaraan yang plat nomornya genap maka akan diputar balikan oleh petugas kepolisian. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor memang kembali menerapkan ganjil genap untuk membatasi mobilitas warga mulai Sabtu (1/5/2021).

Bedanya, dalam penerapan kali ini ganjil genap hanya berlaku di pusat kota atau di jalur Sistem Satu Arah (SSA) setiap akhir pekan pada jam 15.30 – 17.30 WIB. Tim Crowd Free Road dari Polresta Bogor Kota akan melakukan penyekatan di lima titik checkpoint seputar Istana dan Kebun Raya Bogor.

Titik tersebut antara lain Simpang Tugu Kujang, Simpang Kapten Muslihat, Simpang Denpom (Istana Bogor), Simpang Siloam (Lippo Keboen Raya), dan Simpang Empang.

Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan, langkah ini diambil untuk mengurangi mobilitas masyarakat, karena sepekan terakhir kasus Covid-19 di Kota Bogor meningkat. Sehingga harus ada langkah cepat untuk mengingatkan kembali kepada warga Bogor supaya jangan terlena dan harus tetap waspada.

“Ini belum selesai Covid-nya. Kita lihat tempat-tempat buka (puasa) sudah mulai penuh. Terus orang jalan-jalan segala macam. Kita ingatkan lagi. Apalagi sekeliling pusat kota kita lihat sudah mulai penuh, mulai padat,” ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut Bima, Satgas memutuskan untuk menerapkan kembali kebijakan ganjil-genap. “Tapi dua jam saja, 15.30 sampai 17.30 di seputar SSA,” katanya.

Sedangkan, pengecualiannya sama dengan penerapan sebelumnya, pelayan publik, ojol, kedaruratan, serta yang pulang kerja dan lain sebagainya masih diperkenankan melintas. Mengenai sanksi, pelanggaran terhadap peraturan ini akan dikenakan sanksi administratif dan diputarbalikan.

Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pemilihan lokasi ganjil genap dan waktu tersebut berdasarkan evaluasi Satgas yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas masyarakat menjelang berbuka puasa sehingga menimbulkan kerumunan pada kawasan perbelanjaan dan kuliner yang terhubung melalui SSA.

“Di setiap kecamatan ada pusat perbelanjaan,” ucapnya.
Untuk itu, sebaiknya masyarakat memanfaatkan pusat perbelanjaan dan tempat kuliner yang ada di wilayah kecamatan masing-masing. Sehingga warga yang berasal dari Bogor Timur, atau pun Utara tak harus ke pusat kota.

“Untuk masa-masa ini prihatin dulu, tetap kita mengurangi mobilitas hingga pusat-pusat keramaian tidak terpusat hanya di seputaran SSA saja. Tapi semua ekonomi juga akan hidup disekitar atau di pinggir-pinggir kota,” jelas Susatyo.

Untuk mengantisipasi arus buangan, kata Kapolresta, akan disiapkan personel gabungan dari TNI/Polri, Satpol PP dan Dishub. “Kami siapkan setiap titik itu gabungan. Selain menyekat juga untuk menjaga dampak dari penyekatan tersebut,” katanya.

Untuk titik lain, Susatyo mengatakan tidak menutup kemungkinan akan diberlakukan hal yang sama tapi bersifat situasional. (ded)