25 radar bogor

Tetap Tumbuh saat Pandemi, Realisasi Investasi Kuartal I Rp 219,7 T

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (baju hijau). (Humas Pemkot Surabaya)
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (baju hijau). (Humas Pemkot Surabaya)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Realisasi investasi kuartal I 2021 masih mencatat pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19. Nominalnya mencapai Rp 219,7 triliun. Raihan tersebut naik 4,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi investasi itu berasal dari dua sumber. Yakni, penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Masing-masing berkontribusi Rp 108 triliun dan Rp 111,7 triliun. Realisasi investasi tersebut memicu penyerapan 311.793 tenaga kerja.

“Ini menunjukkan bahwa kepercayaan dunia kepada Indonesia dan aktivitas PMA kita sudah mulai normal,” ujar Bahlil Senin (26/4/2021).

Dilihat dari sektornya, kontributor terbesar capaian investasi tersebut adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran. Kontribusinya mencapai Rp 29,4 triliun. Penyumbang terbesar kedua adalah industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya dengan nominal berkisar Rp 27,9 triliun.

Sektor transportasi, gedung, dan telekomunikasi menyumbangkan sekitar Rp 25,6 triliun. Industri makanan dan minuman (mamin) serta sektor listrik, gas, dan air masing-masing berkontribusi Rp 21,7 triliun dan Rp 20,2 triliun.

Dengan realisasi investasi yang positif pada Januari–Maret 2021, BKPM masih perlu menambah sekitar Rp 680,3 triliun hingga akhir tahun. Dengan begitu, target Rp 900 triliun bisa tercapai sebelum tahun berganti.

Bahlil mengakui, target itu tidak mudah untuk dicapai. Terlebih pada era persebaran virus SARS-CoV-2 seperti sekarang.

“Tapi, sebagai pembantu presiden, harus selalu punya inovasi dan kreativitas. Kami juga harus bekerja maksimal untuk mewujudkan perintah komandan,” tutur mantan ketua Hipmi tersebut.

Realisasi investasi dari sektor PMA memunculkan nama lima negara yang menanamkan modal terbesar di Indonesia. Kemarin Bahlil memerinci kelimanya. Yakni, Singapura dengan nilai investasi USD 2,6 miliar, Tiongkok USD 1 miliar, Korea Selatan (Korsel) USD 900 juta, Hongkong USD 800 juta, dan Swiss sekitar USD 500 juta.

“Korea Selatan biasanya di nomor lima atau enam. Kali ini Korsel berada pada nomor tiga, menggeser Hongkong. Ini salah satunya terkait dengan investasi Hyundai di Indonesia,” terang Bahlil.

Tentang Swiss, Bahlil mengungkapkan bahwa masuknya negara itu dalam peringkat lima besar baru terjadi kali ini. Sebelumnya, Swiss bukanlah investor utama Indonesia. Baru kali ini setelah era reformasi, Swiss masuk dalam deretan lima penanam modal terbesar.

Jika Swiss masuk dalam lima besar, sebaliknya dengan Jepang. Hingga akhir kuartal I tahun ini, Negeri Sakura tidak terdaftar sebagai lima investor terbesar.

Padahal, biasanya Jepang selalu berada pada deretan tersebut. Kali ini Jepang menduduki posisi ketujuh dengan nilai investasi USD 322,7 juta.

Sementara, pada posisi keenam, ada Amerika Serikat (AS) yang investasinya berkisar USD 447,1 juta. Kondisi itu disebut Bahlil mencerminkan naiknya kepercayaan investor asing terhadap Indonesia.

 

REALISASI INVESTASI

Q1 2021: Rp 219,7 triliun

Berasal dari:

Penanaman modal dalam negeri (PMDA): Rp 108 triliun

Penanaman modal asing (PMA): Rp 111,7 triliun

Berdasar Sektor:

Perumahan, kawasan industri dan perkantoran: 13,4 persen

Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya: 12,7 persen

Transportasi, gudang, dan telekomunikasi: 11,6 persen

Industri makanan: 8,9 persen

Listrik gas dan air: 9,2 persen

Lainnya: 43,2 persen

Sumber: BKPM (*)

Sumber: jawapos.com
Editor: Lucky