25 radar bogor

Ubah Pola Pikir Siswa, Kemendikbud Ajak Industri Review Kurikulum SMK

Ilustrasi siswa siswi SMK. (Dok. JawaPos.com)
Ilustrasi siswa siswi SMK. (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto, menegaskan  kurikulum SMK harus siap setiap saat diintervensi oleh industri. Hal ini untuk melaksanakan program link and match antara pendidikan vokasi dan dunia usaha dan industri (DUDI).

“Inilah kurikulum yang ingin kita ciptakan bersama. Semoga dalam konteks input, proses output dan outcome ini benar-benar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri,” ujar dia, Kamis (22/4/2021).

Ia juga menyampaikan, pengembangan kurikulum SMK ini tidak bisa lepas dari paket 8+i yang ada dalam program link and match. Adapun, paket 8+i tersebut mencakup kurikulum yang disusun bersama dan berstandar Dudi, pembelajaran berbasis project riil, pengajar dari industri minimal 50 jam per semester per prodi, praktik kerja industri (prakerin/magang) minimal satu semester, sertifikasi kompetensi, training rutin pengajar oleh DUDI, riset terapan bersama DUDI, dan komitmen serapan oleh DUDI. Sementara itu, +i adalah beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik pendidikan vokasi.

Wikan pun menegaskan, passion anak merupakan hal penting dalam menentukan pilihan masuk SMK sebagai pilihan utama untuk menjadi orang yang ahli di bidangnya. Wikan berharap, bersama industri, pola pikir visi calon peserta didik untuk memliih vokasi lebih kuat atau bukan karena terpaksa.

“Ini yang harus kita tingkatkan bersama industri, kita mendidik orang tua dan anak-anak generasi muda, milih sekolah itu passion, bukan karena gelar, bukan karena sertifikat tapi passion, tahu visi mau apa masuk SMK,” ungkap dia.

Lalu, Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Anindito Aditomo juga menyampaikan Kemendikbud telah melakukan persiapan pengembangan kurikulum SMK dengan melibatkan DUDI. Tentunya sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

“Pengembangan kurikulum SMK ini bersifat adaptif, fleksibel, dan agile,” ujarnya.

Beberapa perbaikan dan pengembang kurikulum SMK ke depan, di antaranya konteks mata pelajaran teori menjadi vokasional, mapel yang berdasarkan project based learning, ide kreatif, dan kewirausahaan diadakan selama tiga semester serta prakerin/magang minimal satu semester. Selanjutnya, terdapat mapel pilihan, misalnya digital marketing, multimedia, bahasa asing, serta mapel berdasarkan logika dan teknologi digital.

“Selain itu, kokurikuler juga wajib diadakan dengan konten bebas yang dikembangkan oleh sekolah dan guru,” tambah Wikan. (*)

Sumber: jawapos.com
Editor: Yosep