25 radar bogor

Soal Hilangnya Pendiri NU dari Kamus Sejarah, Ini Langkah Kemendikbud

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid (kiri), mengatakan Kemendikbud bakal menyempurnakan Kamus Sejarah Nasional (Rafika Yahya/JawaPos.com)
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid (kiri), mengatakan Kemendikbud bakal menyempurnakan Kamus Sejarah Nasional (Rafika Yahya/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid menegaskan bahwa Kamus Sejarah Jilid I yang menjadi polemik belakangan ini disusun pada 2017 silam. Jadi, kesalahan ini tidak ada pada masa kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim.

“Draf naskah buku Kamus Sejarah Jilid I disusun tahun 2017. Ini jelas sebelum masa jabatan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim,” ucap Hilmar dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021).

Hilmar menerangkan aspek teknis dan aspek substansi daripada klarifikasinya. Secara teknis, penyusunan dimulai tahun 2017 namun belum selesai karena begitu panjangnya perjalanan sejarah Indonesia sejak 1900.

“Karena pada saat itu tahun anggaran sudah berakhir, sebagai pertanggungjawaban, kami tetap melaporkan draf naskah yang belum selesai tersebut dalam format PDF,” terangnya.

Lebih lanjut, Hilmar menyampaikan komitmen Kemendikbud adalah untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

“Untuk memastikan isu ini tidak berlarut, saya sudah instruksikan untuk menurunkan semua buku yang terkait sejarah modern sampai ada penyempurnaan yang lebih cermat,” ujar dia.

Kemudian, tim pengkoreksi juga akan dibentuk dengan melibatkan organisasi yang turut membangun negara ini, termasuk dengan Nahdlatul Ulama (NU). Kembali dia menyampaikan bahwa tidak ada niatan untuk menghapus bagian sejarah yang sangat penting.

“Di dalam draf buku kamus tersebut, sudah dimuat informasi tentang pendirian Nahdlatul Ulama dan disebutkan juga signifikansi KH Hasyim Asy’ari pada beberapa halaman,” pungkas dia.

Sementara itu, Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Prof. Susanto Zuhdi yang membantu menyunting draf buku Kamus Sejarah Jilid I menuturkan, pada 2017 draf buku kamus ini memang belum sempurna.

“Nama KH Hasyim Asy’ari ada pada uraian pendirian tokoh Nahdlatul Ulama. Bagaimana mungkin kita melupakan tokoh ini ketika berbicara pendirian Nahdlatul Ulama?” terang Prof Susanto.

Sebagai informasi, Kemendikbud turut membangun Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang, Jawa Timur dan pernah menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional. (*)

Sumber: jawapos.com
Editor: Yosep