25 radar bogor

Operasional RSL Berakhir Hari Ini, Soal Kelanjutannya? Wakil Walikota : Besok Dirapatkan!

RS-Lapangan
Perawat memeriksa pasien di RS Lapangan Kota Bogor, Selasa (19/1/2021).
RS-Lapangan
Perawat memeriksa pasien di RS Lapangan Kota Bogor, Selasa (19/1/2021).

BOGOR-RADAR BOGOR, Operasional Rumah Sakit Lapangan (RSL) untuk menampung pasien Covid-19 resmi berakhir hari ini Minggu (18/4/2021).

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor hingga kini belum menerima kabar baik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kaitan perpanjangan operasional tersebut.

Wakil Walikota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, Pemkot Bogor saat ini masih menunggu kabar dari BNPB, dan rencananya dirinya baru akan membahas kelanjutan RSL dengan melakukan rapat dengan dinas terkait. “Besok dirapatkan,” ujar Dedie, kepada Radar Bogor, Minggu (18/4/2021).

Menurutnya, Pemkot Bogor saat ini tidak terlalu khawatir jika operasional RSL tak diperpanjang, mengingat untuk angka keterisian kamar di rumah sakit atau bad occupancy rate (BOR) juga turun, yakni hanya tinggal 43 persen.

Angka tersebut, jauh di bawah angka standar minimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 53 persen.
“Itu salah satu pertimbangan,” kata Dedie.

Disisi lain, Pemkot Bogor harus antisipasi pasca libur Hari Raya Idul Fitri ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19, sehingga membutuhkan kamar di rumah sakit yang banyak. “Anggarannya masih kita usahakan juga,” ucapnya.

Menurutnya, jika opsi perpanjangan RSL tak dilakukan, maka alat kesehatan (alkes) didistribusikan ke Puskesmas.
Selain itu, Pemkot Bogor juga tengah merencanakan peningkatan puskesmas menjadi rumah sakit type D. “Saat ini rencana itu dalam proses,” katanya.

Ke depan, Dedie menyebut bisa saja bangunan RSL kembali menjadi Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor.

“Mau tidak mau lah ya harus dikembalikan ke fungsi semula,” ucap Mantan Direktur KPK itu.

Sedangkan untuk pegawainya, Dedie mengatakan, beberapa tenaga kesehatan (Nakes) ada yang sifatnya tenaga kontrak.

“Jika ada kebutuhan di rumah sakit, bisa diperpanjang sesuai mekanismenya,” katanya.

Saat ini, keputusan operasional RSS berada di BNPB karena berkaitan dengan biaya setiap pasien yang dirawat di RS Lapangan Kota Bogor ditanggung melalui Dana Sisa Pakai (DSP).

“Iya kan kita mengajukan untuk amannya kan kita minta rumah sakit lapangan diperpanjang, tetapi kalau sisi administrasi tidak memungkinkan kan kita tidak bisa memaksakan. Jadi ada hal administratif yang harus ditempuh, tidak bisa dilanggar itu,” ucapnya.

Disisi lain, aset-aset yang ada di RSL Kota Bogor merupakan bagian dari anggaran yang dikucurkan BNPB. Jika RSL ditutup, maka pengelolaan alat-alat kesehatan di dalamnya akan menjadi tandatanya.

Penanggung jawab RSL Kota Bogor, Ari Priyono mengakui, pihaknya juga tengah mempersiapkan kemungkinan ditutup permanennya rumah sakit darurat itu.

Mereka tengah melakukan pendataan aset. Lantaran banyak alat kesehatan (alkes) di dalamnya yang sangat potensial dan masih bisa dipergunakan di luar RSL.

“BNPB juga sedang membuat mekanisme terkait alkes itu mau diapakan. Karena permasalahan ini bukan cuma di Kota Bogor, di semua daerah kondisinya sama. Misal alkes yang tadinya intensif dipergunalan karena kebutuhan kedaruratannya, tiba-tiba sekarang tren Covid-19 turun, kan alatnya jadi tidak terpakai,” jelasnya.

Oleh karena itu, timnya sekaligus menyusun draft barang-barang yang menjadi aset di RSL Kota Bogor tersebut.

Sembari menanti balasan secara resmi surat yang telah dilayangkan pemkot maupun timnya mengenai keberlangsungan RSL Kota Bogor.

Meski operasionalnya ditutup hingga keputusan resmi, 18 April, pasien Covid-19 masih tetap ditampung di sana. Tercatat dua pasien masih dirawat di RSL Kota Bogor, Sabtu (17/4/2021).

Bahkan, total sekira 346 pasien telah dirawat selama tiga bulan rumah sakit darurat itu dibuka. Pengalihan pasien maupun aset baru akan diputuskan secara resmi setelah RS benar-benar ditutup.

“Kami sudah menyusun draft barang atau aset-aset yang ada di RSL Kota Bogor, sambil menunggu terkait mekanismenya (pengalihan aset itu). Apakah diserahkan ke pemkot untuk dihibahkan ke Dinkes atau RSUD,” tandas lelaki yang juga bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) RSL ini.

Juru Bicara RSL Kota Bogor, dr Armein Sjuhari Rowi menambahkan, penutupan operasional RSL Kota Bogor lebih kuat mengemuka lantaran kasus Covid-19 dinilai telah mengalami penurunan. Alternatif untuk pasien maupun aset di dalamnya memang perlu dipersiapkan ancang-ancangnya.

“Kalau memang nanti ada pasien limpahan dari RSL, kita sudah backup duluan. Ketersediaan bed di RSUD Kota Bogor masih mencukupi,” terang lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Bogor ini.

Sementara itu, para pekerja atau pegawai kontrak yang direkrut RSL juga akan diarahkan membantu pihak RSUD Kota Bogor. Menurut Armein, terdapat beberapa SDM yang dinilainya cakap dan bisa dipekerjakan kembali di RSUD Kota Bogor.(ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep