25 radar bogor

Tahun 2020, Pemkot Bogor Terima Deviden Rp31,9 Miliar

ilustrasi uang
ilustrasi
ilustrasi uang
ilustrasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima lebih besar pembagian laba (deviden) dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor pada tahun 2020.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor, Deni Hendana mengatakan, tahun 2020 merupakan kondisi dimana semua mengalami awal pandemi Covid-19, meski demikian kondisi tersebut talk mempengaruhi penurunan pendapatan dari perusahaan plat merah yang signfikan.

Deni mengungkapkan, pada 2020 lalu dari empat BUMD yang beroperasi di Kota Bogor menyumbangkan deviden sebesar Rp31,9 miliar. “Bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD tahun 2020 dari target Rp33,5 miliar, yang terealisasi Rp31,9 miliar atau 95,25 persen,” ucapnya, Kamis (15/4/2021).

Deni mengakui realisasi deviden tak dapat memenuhi target, namum laba dari BUMD ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Pada 2019, deviden yang diberikan oleh BUMD Kota Bogor sebesar Rp28,24 miliar. Jadi memang ada kenaikan dari 2019 ke 2020 sebesar Rp3 miliar,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Bapenda Kota Bogor Lia Kania Dewi memaparkan, dari deviden yang disumbangkan, Perumda Tirta Pakuan menempati urutan pertama dengan realisasi deviden sebesar Rp22,9 miliar atau 100 persen.

Kemudian, di urutan kedua berhasil disumbangkan oleh BJB dengan realisasi deviden sebesar Rp4,3 miliar atau 98,31 persen, sedangkan urutan ketiga ada Perumda Bank Kota Bogor dengan realisasi deviden sebesar Rp4,4 miliar atau 89,92 persen.

Sedangkan Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), mampu merealisasi deviden sebesar Rp175 juta atau 14,71 persen dari target Rp1,1 miliar.

Ditempat terpisah, Direktur Umum Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Jenal Abidin mengungkapkan alasan rendahnya deviden yang diberikan oleh Perumada PPJ dikarankan masih adanya kewajiban bagi perusahaannya membayarkan hutang pajak.
“Kita masih mencicil hutang pajak,” katanya.

Kemudian, Jenal pun membeberkan pembayaran hutang pajak dilakukan setiap bulan dengan nominal Rp100 hingga Rp150 juta.
“Setiap bulan bayar. Kadang kita bayar diangka Rp150 juta, ya Rp100 sampai Rp150 juta lah kita lakukan pembayaran hutang pajak. Itu kan hutang dari lama,” cetusnya.

Disisi lain, pendapatan saat ini jauh lebih baik ketimbang deviden yang diperoleh pada 2018 yang masih mengalami minus pendapatan. “Namun pada 2019 dan 2020 sudah bisa mengantongi keuntungan, bahkan mengalami peningkatan. Sekarang di 2020 kita mengalami kenaikan laba, laba kita udah Rp559,6 juta. Naik dari 2019 ke 2020 itu 75 persen naiknya,” tukasnya.(ded)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Alpin