25 radar bogor

Pembelajaran Tatap Muka Aman dan Berkah dengan Prokes Serta Jaga Wudu


Oleh Heru B Setyawan (Guru SMA Pesat School Of Talent)

MENDIKBUD Mas Nadiem menyebut ada sejumlah larangan selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Yang belum dibolehkan yakni kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler.

“Tidak ada olahraga dan ekstrakurikuler, kegiatan lain selain pembelajaran tidak diperkenankan,” katanya secara virtual (30/3/2021).

Mas Nadiem menambahkan kantin juga tidak diperbolehkan untuk dibuka, larangan ini hanya berlaku sementara tergantung evaluasi lanjutan dari sekolah.

Menurut penulis apa yang dikatakan Mas Nadiem benar adanya, karena beliau ingin menerapkan Prokes (Protokol Kesehatan) dengan disiplin.

Tapi akan lebih baik, selain menerapkan Prokes, juga menerapkan protokol yang lain, yaitu Protokol Keagamaan (Prokea). Karena Indonesia mayoritas muslim yang dipakai juga protokol agama Islam, yang non muslim menyesuaikan sesuai agamanya masing-masing.

Jika di Prokes ada cuci tangan, maka dilanjutkan Prokea dengan berwudu. Jadi selama PTM Guru, peserta didik dan staf harus jaga wudu, jika wudunya batal, maka harus berwudu lagi.

Berwudu bertujuan untuk menyucikan diri dan jiwa. Wudu memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Bukan sekadar membasuh bagian-bagian tubuh dengan air tetapi juga bisa menjaga kesehatan dan mencegah berbagai macam penyakit.

Dalam agama Islam kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Kita jika mau shalat harus dalam keadaan suci yaitu berwudu, demikian juga sewaktu membaca Kitab Suci Al Qur’an.

Adalah luar biasa jika saat PTM kita juga dalam keadaan suci dengan jaga wudu, agar peserta didik dapat mudah menerima ilmu yang diberikan oleh Guru, dan PTM bernilai ibadah.

Berikut akan dipaparkan manfaat wudu untuk kesehatan fisik dan rohani yang sangat berguna pada PTM, yaitu:

1. Membersihkan kuman, dalam seharian kita menyentuh berbagai hal saat beraktivitas. Sehingga jika rajin berwudu, kuman akan hilang. Berwudu minimal 5 kali sehari jadi salah satu cara efektif untuk mencegah kuman di tubuh kita. Sehingga jika kita sehat terbebas dari kuman, PTM jadi lancar.

2. Cegah masalah kesehatan, ketika berkumur-kumur saat berwudu dapat menghilangkan bakteri di mulut. Ketika berwudu ada istilah Istinsyaq.

Istinsyaq adalah sunah dalam wudu yakni menghirup air ke dalam rongga hidung. Dalam dunia kesehatan, istinsyaq sama halnya dengan nasal irigation yang berarti mencuci rongga hidung dari segala macam kotoran yang ada di dalamnya mulai dari debu hingga bakteri.

Ternyata sekarang istinsyaq ini dilakukan saat kita diswab antigen maupun PCR untuk mengetahui apakah di tubuh kita ada atau tidak virus Covid 19.

Bukankah petugas kesehatan mengkorek-korek hidung kita sewaktu kita diswab. Padahal Rosul SAW sudah 1400 tahun lalu melakukannya. Jika rongga hidung bersih, kita tentu akan terhindar dari berbagai penyakit saluran pernapasan seperti influenza hingga Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

3. Melancarkan peredaran darah, menurut Muhammad Syafie el-Bantanie, berwudu secara teratur bisa membantu lancarkan peredaran darah. Saat kulit bersentuhan dengan air, maka akan terjadi normalisasi suhu tubuh karena bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan suhu dingin air. Tubuh menjadi sejuk dan peredaran lancar. Ketika peredaran darah lancar, maka kerja jantung optimal, sehingga mencegah risiko serangan jantung.

4. Mudah berkonsentrasi, saat berwudu kita diwajibkan untuk mengusap kepala dengan air. Ini akan memberikan efek segar pada kepala yang membuat pikiran menjadi tenang dan mudah berkonsentrasi. Para ahli saraf menyebutkan bahwa air wudu yang mendinginkan ujung-ujung saraf jari tangan dan jari kaki dapat mempengaruhi konsentrasi.

MasyaAllah itulah manfaat selalu menjaga wudu, apalagi sekarang ada pandemi Covid 19. Lagi pula jika seharian kita jaga wudu, insyaAllah kita selalu dibimbing oleh Allah untuk berbuat kebaikan dan terhindar dari berbuat maksiat.

Jika kita jaga wudu…mosok mau genit sama lawan jenis, mosok mau korupsi, mosok mau ngerumpi, mosok mau nyontek maupun perbuatan maksiat lainnya. Jayalah Indonesiaku. (*)

Editor : Yosep