25 radar bogor

Tren Kasus Covid-19 di Kota Bogor Menurun, Pasien Isolasi Berkurang

RS-Lapangan4
Ilustrasi. Perawat memeriksa pasien di RS Lapangan Kota Bogor, Selasa (19/1/2021).
RS-Lapangan4
Perawat memeriksa pasien di RS Lapangan Kota Bogor, Selasa (19/1/2021) lalu.

BOGOR – RADAR BOGOR, Kasus Covid-19 di Kota Bogor, terus menunjukkan angka penurunan. Hal itu, berpengaruh terhadap semakin lowongnya ruang-ruang isolasi yang telah disediakan pemerintah kota (pemkot) Bogor.

Misalnya, Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor, yang hanya mencatatkan 20 pasien isolasi. Padahal, total 56 tempat tidur disiapkan untuk menampung lonjakan kasus sebelumnya di Kota Hujan. Bahkan, setengah dari pasien yang menempatinya saat ini, Rabu (31/3/2021), merupakan pasien dari luar Kota Bogor.

Tak berbeda dengan pusat isolasi di Pusdiklatwas BPKP, yang kini hanya terisi oleh 12 pasien. Jumlah itu tergolong sangat lowong karena ada 100 tempat tidur yang tersedia di pusat isolasi anyar Pemkot Bogor tersebut. Artinya, hanya terisi 12 persen. Jauh dari setengah kapasitas maksimalnya.

Juru Bicara RSL Kota Bogor, dr Armein Rowi mengakui, tren penurunan itu telah terjadi selama beberapa minggu terakhir.

Meskipun data atau grafik kasus Covid-19 di Kota Bogor sebenarnya tak menunjukkan penurunan secara drastis, karena masih dalam kondisi fluktuatif. Faktanya, benar ada penurunan kasus diikuti oleh berkurangnya pasien-pasien di rumah sakit.

“Tidak cuma di RSL sebenarnya yang berkurang. Bahkan di RSUD Kota Bogor juga ruangannya sudah mulai lowong. Kita yang awalnya menyiapkan banyak tempat tidur untuk pasien Covid-19, sudah mulai berkurang,” ungkap lelaki yang juga bagian dari manajemen RSUD Kota Bogor ini.

Ia menampik jika penurunan angka kasus positif itu dipengaruhi oleh kurangnya angka testing rate di Kota Bogor. Pasalnya, RSUD Kota Bogor sejauh ini masih menerima banyak sampel untuk pemeriksaan swab PCR.

Jumlahnya konsisten dan tak banyak berubah. Ditambah, kata dia, laboratorium RSUD Kota Bogor juga menjadi rujukan untuk tracing dan surveilance yang biasanya rutin dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Satgas Covid-19 Kota Bogor.

Menurutnya, penurunan justru diperkuat oleh vaksinasi yang sedang digenjot pemerintah. Banyak warga yang tampaknya telah terbentuk antibodi untuk mengadang virus global itu.

Hanya saja, sambung dia, vaksin jenis Sinovac itu memang tidak lantas membuat orang-orang “kebal” terhadap Covid-19. Masyarakat diminta untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

“Kalau kejadian yang positif Covid-19 setelah divaksin itu memang ada. Tapi, tidak banyak juga, selama tetap menjaga prokes. Kalau di RSUD belum ada laporan mengenai itu (yang terinfeksi setelah vaksin). Biasanya, mereka yang terkena itu karena sebelum divaksin memang sudah ada gejala terjangkit virus Covid-19,” tandasnya.

Ia berharap, situasi ‘landai’ ini tidak akan banyak berubah. Apalagi, berbagai kebijakan dari pemkot Bogor saat ini akan disesuaikan dengan tren penurunan Covid-19 tersebut. Harapannya, kondisi masyarakat bisa berangsur-angsur pulih dan semakin membaik.

Bahkan, RSJ Marzoeki Mahdi (RSJMM) juga urung menambah tempat tidur isolasi Covid-19 karena melihat tren saat ini.

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang, dr Rahmi Handayani menyebutkan, awalnya pihak RSJMM bersiap untuk menyediakan kapasitas 123 tempat tidur, yang dikonversikan dari layanan jiwa dan umum. (mam)

Reporter : Imam Rahmanto
Editor : Yosep