25 radar bogor

Mabes Polri Diserang, Saksi: Terorisnya Dua, yang Cewek Mati Ditembak

Seorang terduga teroris tertembak saat hendak memasuki Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. (istimewa)
Seorang terduga teroris tertembak saat hendak memasuki Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. (istimewa)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Seorang terduga teroris tertembak saat hendak memasuki Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.

Aparat kepolisian kini menjaga ketat setiap sudut Kompleks Mabes Polri. Berdasarkan video yang beredar, terduga teroris itu tampak mengenakan gamis hitam dengan tutup kepala berwarna biru.

Melihat seorang terduga teroris itu masuk ke kawasan Mabes Polri, aparat dengan sigap langsung melakukan penembakan. Suara tembakan terdengar lebih dari satu kali di markas Korps Bhayangkara itu.

Petugas parkir di kawasan Mabes Polri, Ari mengungkapkan, diduga terduga teroris yang ditembak oleh aparat kepolisian berjenis kelamin perempuan. “Teroris yang cewe meninggal ditembak,” ujar Ari.

Ari menduga, kawanan teroris yang memasuki markas Korps Bhayangkara itu berjumlah dua orang. Satu terduga teroris lainnya berjenis kelamin laki-laki. “Terorisnya dua, cowoknya ngumpet nih enggak tahu dimana,” cetus Ari.

Ari mengakui, terdengar suara tembakan dari dalam Kompleks Mabes Polri. Dia pun kaget mendengar suara tembakan itu.

“Awalnya sekali kencang, saya dalam mobil langsung keluar. Ini orang iseng atau apa. Nggak mungkin ya kan orang di Bareskrim, enggak mungkin orang main petasan, ternyata bener tembakan,” pungkas Ari.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menilai bahwa pelaku masuk dari pintu belakang. Pasalnya, penjagaan disinyalir rendah. “Iya kalau lewat pintu belakang bisa saja, dalam situasi pandemi kan sepi,” jelasnya kepada JawaPos.com, Rabu (31/3).

Ia menilai bahwa kejadian ini merupakan tindakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sebab, yang diutus adalah perempuan, ini juga menjadi ciri khas JAD. “Memang JAD, kalau organisasi lain kita belum tau, apakah ada reaksi dari mereka di dalam media-media sosial mereka,” tambahnya.

Chaidar pun meminta agar pihak kepolisian mulai bersiaga menghadapi tindak terorisme lanjutan. “Saya kira harus ditingkatkan kewaspadaan itu untuk menghadapi situasi seperti ini,” pungkasnya.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin