25 radar bogor

Anggota Komisi X Sebut Asesmen Nasional Berat Bagi Guru

Ilustrasi Ujian Nasional yang tahun ini dihapus oleh Kemendikbud, dan digantikan dengan Asesmen Nasional (Syaiful Arif/Antara)
Ilustrasi Ujian Nasional yang tahun ini dihapus oleh Kemendikbud, dan digantikan dengan Asesmen Nasional (Syaiful Arif/Antara)

JAKARTA – RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Asesmen Nasional (AN). Kebijakan baru ini akan diterapkan pada September 2021 untuk murid kelas 5, 8 dan 11.

Akan tetapi sosialisasi terkait AN ini dinilai kurang. Bahkan, banyak guru yang belum memahami bagaimana penyelenggaraan AN dan bagaimana meningkatkan kemampuan siswa saat menjalankan AN.

Terdapat tiga instrumen dalam AN ini untuk menilai siswa. Mulai dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang berkaitan dengan literasi dan numerasi, kemudian survei karakter dan survei lingkungan belajar.

Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah pun melihat bahwa pengukuran tersebut masih abu-abu atau belum jelas. Kata dia, sangat sulit bagi guru agar siswa dapat meraih kompetensi dalam AKM.

“AKM aja pak, di SE (Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2021), literasi membaca dan numerasi adalah kompetensi dasar yang diperlukan semua siswa, untuk belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat. Ngeri pak. Ini ngeri berat sekali pak ya kan,” ujarnya dalam siaran YouTube Vox Point Institute Indonesia, Selasa (30/3/2021).

Dia beranggapan bahwa beban guru sangat berat apabila harus menanggung beban mengajar seperti yang diterbitkan SE tersebut. Apalagi mempertahankan kompetensi tersebut yang juga harus dijaga murid. “Kompeteni dasar ini sepanjang hayat dan harus ada kontribusi ke masyarakat, ini bebannya berat pak,” tuturnya.

AKM juga mendorong guru memiliki daya nalar dan pengetahuan konten yang luas terkait literasi dan numerasi. “Guru lagi-lagi ditugaskan seperti ini, berat pak,” imbuhnya.

Belum lagi bicara survei karakter. Ia pun mempertanyakan survei seperti apa yang dapat menegaskan bahwa pelajar memiliki profil Pancasila. “Profil pancasila yang gimana sih? oleh karena itu ini tugas guru dan sekolah, survei karakter ini sekolah harus memperlihatkan tumbuh kembang siswa secara utuh menyangkut kognitif, afektif dan spiritiual. Ini beban,” ucap Ferdiansyah.

Terkait dengan survei lingkungan belajar dalam AN. Kata dia, berat bagi guru untuk menciptakan kualitas pembelajaran, iklim keamanan dan inklusifitas secara sekaligus. “Belum lagi ada refleksi guru, praktek pengajaran, melihat latar belakang keluarga siswa, oleh karena itu survei lingkungan belajar berguna utk diagnosis masa lalu dan rencana perbaikan pembelajaran bagi guru, berat sekali tugas guru,” terang dia. (*)

Sumber : Jawapos.com

Uploader : Septi Vina