25 radar bogor

Ungkit Kasus Hambalang, AHY Sebut Moeldoko Sudah Terjepit

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku dirinya sudah mengirimkan surat resmi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait ada pihak dari pemerintah yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. (Istimewa)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Istimewa)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Partai Demokrat kubu Moeldoko kembali mengungkit kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang. Barisan Kongres Luar Biasa (KLB) itu menduga masih adanya pihak-pihak yang belum tertangkap dan dihukum.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres V Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, yang dilakukan kubu Moeldoko itu merupaka cerminan karena sudah semakin terjepit dan tidak mampu menunjukan bukti-bukti legalitas Kongres Luar Biasa (KLB) adalah sah.

“Dengan mengangkat isu Hambalang, setelah kubu Moeldoko tidak mampu menunjukkan legalitas penyelenggaraan KLB yang nyata-nyata  adalah perbuatan melawan hukum,” ujar AHY dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (29/3/2021).

AHY menambahkan, kepada kader Partai Demokrat yang terlibat dalam kasus korupsi Hambalang tersebut sudah dilakukan penegakan hukum yang kredibel. Sebagai konsekuensinya, ada sejumlah  oknum mantan kader yang telah mendapatkan sanksi  hukum.

“Dalam proses itu, perlu kami jelaskan, meskipun kepala pemerintahan saat itu berasal dari Partai Demokrat, dan Partai Demokrat juga berada dalam pemerintahan, proses penegakan hukum tersebut  dihormati dan tidak ada intervensi yang dilakukan,” katanya.

“Dengan demikian, permasalahan penegakan hukum yang sudah selesai itu, sangat tidak relevan kalau diangkat-angkat lagi apalagi secara politik,” tambahnya.

AHY juga menegaskanm justru pada tujuh tahun terakhir ini, Partai Demokrat terus melakukan konsolidasi dan pembenahan internal partai, termasuk tindakan pencegahan atas penyimpangan atau pelanggaran hukum.

“Tindakan konsolidasi dan pembenahan ini, yang  kami jalankan secara serius, telah menunjukkan hasil yang nyata,” pungkasnya.

Sebelumnya, Inisiator KLB Partai Demokrat kubu Moeldoko, Darmizal mengungkit kasus korupsi Hambalang yang melibatkan kader Demokrat. Mereka ingin kasus korupsi tersebut kembali di usut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Kepala ikan itu disimpan di mana pun pasti busuknya akan terungkap. Lebih baik kita mengungkap di awal-awal mumpung ada kesempatan untuk memperbaiki dari pada nanti busuknya sudah menyebar ke mana-mana,” ujar Darmizal.

Darmizal menyebut, sumber kebusukan Demokrat berada di Hambalang. Kata dia, jika tidak ada peristiwa Hambalang maka Partai Demokrat masih bisa berjaya.

Menurut Darmizal, partai bintang mercy berada di puncak elektabilitasnya sebelum Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka KPK karena kasus Hambalang. Anas, kata dia, juga berada pada puncak popularitasnya pada saat itu.

“Itu tidak bisa kita ingkari. Nah peristiwa Hambalang ini menjadi catatan sejarah yang mesti kita ungkap siapa sebenarnya yang bersalah,” ucapnya. (*)

Sumber : jawapos.com
Editor : Yosep