25 radar bogor

Jangan Terburu-Buru Membuka PTM

RADAR BOGOR – Bagaikan buah simalakama, maju kena mundur kena. Itulah ungkapan yang menggambarkan dilematisnya pendidikan di masa pandemi ini.

Bagaimana tidak, sudah genap setahun pendidikan kita lemah tak berdaya dihantam gelombang Covid-19. Tentu ini menimbulkan kekhawatiran yang sangat beragam alasannya baik dari pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan, dewan guru, maupun wali murid secara keseluruhan.

Jika memaksakaan membuka sekolah, maka ancaman terpapar virus sangatlah besar dan tentu sangat merugikan bagi segenap warga sekolah, terkhusus seluruh siswa yang sangat berpotensi besar untuk terpapar Covid-19. Di sisi lain, ancamannya tak kalah mengerikan juga.

Anak diharuskan belajar di rumah secara daring, malah asyik main game dan membuka link tontonan dan permainan yang tidak mendidik, tentu tidak semua demikian. Namun potensi ke arah sana sangatlah besar.

Belum lagi kendala signal, jaringan, kuota internet dan tidak sedikit juga yang tidak memiliki pasilitas smart phon serta sejumlah masalah lainnya. Maka di sinilah pentingnya peran semua pihak dalam mengawasi dan mendidik anak-anak.

Pada dasarnya, mendidik anak adalah kewajiban setiap orang tua. Maka, Pandemi Covid-19 ini menjadi momentum kesadaran bagi setiap orang tua yang sekaligus juga punya kewajiban sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

Orang tua punya kewajiban yang penuh dalam penanaman nilai moral spiritual dan pendidikan dalam tumbuh kembang anak dari masa ke masa. Bahkan dari sejak anak dalam kandungan sampai lahir hingga dewasa.

Pandemi ini, mengajarkan bagaimana selama ini orang tua fokus pada mencari nafkah untuk biaya hidup berupa makan dan minum, pakaian, biaya kesehatan dan pendidikan, bahkan menyiapkan tabungan masa depan yang kesemua itu terkadang kita lupa, hanya fokus pada hal-hal yang bersifat duniawiyah semata. Sementara pembangunan mental spiritual dan pendidikan keagamaannya terabaikan.

Sebagai contoh, sebagian orang tua lebih disibukan pada kebutuhan mencari materi saja, sehingga terkadang tidak kebagian waktu untuk membimbing anak-anak dalam belajar dan beribadah.

Ada waktu bersama anak, tetapi malah stres dengan tugas-tugas anaknya dari sekolah, sehingga terkadang anak kena marah karena tidak bisa mengerjakan tugasnya. Atau ada waktu luang, malah terbuang percuma begitu saja, tidak bisa diisi dengan hal-hal yang mendidik dan positif.

Kita sering lupa, bahwa Covid-19 ini masih berbahaya, yang setiap saat sangat berpotensi mengancam anak-anak kita. Orang tua lebih fokus mendesak kepada pihak penyelenggara pendidikan di sokolah dan instansi berwenang lainnya agar segera membuka sekolah dan melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), karena sudah tidak tahan mendidik anak di rumah.

Tentu situasi dan kondisi tersebut menjadi serba salah. Pertama di satu sisi, pemerintah kita sedang fokus pada penanganan dan pengendalian Covid-19, mulai dari gencarnya kampanye penerapan protokol kesehatan, Pemberlakuan Pembatasan Kerumunan Masyarakat (PPKM), distribusi vaksin, penyadaran masyarakat akan pentingnya mengikuti vaksinasi dan penuntasan pemberian vaksin untuk seluruh lapisan masyarakat di seluhuh daerah di Indonesia.

Hal ini tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka bersabar adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalani.

Kedua, tentu pemulihan pertumbuhan ekonomi yang kolep akibat Covid-19 ini pun harus menjadi perhatian serius juga. Karena ini menjadi salah satu penyangga kedaulatan bangsa.

Ketiga adalah memaksimalkan ikhtiar dengan penuh kesabaran dan jangan sampai putus asa atas keadaan saat ini. Kita harus yakin dan percaya, bahwa badai pasti berlalu. Bersama kesulitan, pasti ada kemudahan dan dibalik musibah, tentu ada hikmah.

Nah, ketiga hal di atas harus menjadi perhatian semua pihak untuk saling mendukung, mengawasi, mengawal, mengingatkan dan menjalankannya sesuai kapasitas peran dan fungsinya masing-masing.

Karena pada dasarnya persatuan dan kekompakan lah menjadi kuci keberhasilan pengendalian Covid-19 dan penyelamatan ekomoni bangsa di negeri kita bahkan dunia saat ini.

Kemudian, setelah situasi benar-benar dirasa aman dan terkendali berdasarkan penilaian para ahli, baik pakar epidemiologi, kesehatan dan lainnya dalam perumusan yang matang dengan mensinergiskan serta melibatkan semua pihak terkait untuk memberikan saran, masukan dan pertimbangan.

Dengan demikian, jika semua tahapan dan proses tersebut terlaksana dan terpenuhi secara maksimal dan tidak hanya sebatas syarat administrasi belaka, tetapi benar-benar ril terpenuhi, maka apa yang menjadi harapan kita semua untuk bisa segera kembali ke sekolah secara bertahap dapat segera terealisasi. Tetap bersabar, semangat dan jaga protokol kesehatan. (*)

Oleh: Asep Saepudin (Komisioner KPAD Kabupaten Bogor)