25 radar bogor

Jalin Kesepakatan dengan Pengembang, Pemkot Bogor Mulai Matangkan Pembangunan BIRR

Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim. Dede/Radar Bogor
Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim. Dede/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai merencanakan pengembangan akses jalan baru di Kota Bogor.

Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim memimpin Penandatanganan Kesepakatan Bersama Antara Pemkot Bogor dengan Pengembang Perumahan Tentang Pelaksanaan Bogor Inner Ring Road (BIRR) di Ruang Paseban Sri Badugan, Balaikota Bogor, Jumat (26/3/2021).

Dedie mengatakan, ada empat pengembang utama yang berkontribusi dalam pengembangan akses jalan baru tersebut yakni, pengembang GAP, GMA, Bogor Indah Sentosa, serta pengembang Surya Mas Duta Makmur.

“Itu yang tadi melakukan penyerahan kontribusi tanah. Kalau ditanya berapa banyak dari keseluruhan lahan yg diperlukan, setidaknya dari empat pengembang itu, ada sekitar 70 hingga 75 persen,” kata Dedie.

Sedangkan, Pemkot Bogor masih memiliki kewajiban membebaskan lahan sekitar 25 persen. Setelah dilakukan proses penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Bogor dengan Pengembang Perumahan Tentang Pelaksanaan BIRR, yakni penetapan trase jalan.

“Sehingga untuk beberapa lahan yang belum diserahkan, atau belum dibebaskan oleh pemerintah kota tidak bisa lagi diperjualbelikan oleh pihak ketiga,” kata Dedie.

Dengan begitu, upaya Pemkot Bogor untuk mewujudkan akses jalan BIRR dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Pertama, dimulai dengan penyerahan dan pembebasan lahan dan penetapan dari status lahan untuk dimanfaatkan sebagai jalan akses BIRR. “Jadi itu tiga poin penting yang menjadi hal pembicaraan yang kita laksanakan hari ini,” katanya.

Berdasarkan catatanya, total panjang jalan BIRR kurang lebih 11,3 KM, hanya saja yang menjadi prioritas pada trase jalan yakni dari mulai Wangun Tajur, Kecamatan Bogor Timur, hingga Kawasan Perumahan Bogor Nirwana Residance (BNR), dengan panjang jalan 7,1 KM.

“Nah itu kemudian yang diprioritaskan oleh kita. Sisa yang 20-25 persen itu adalah lahan-lahan yang saat ini belum berhasil dibebaskan oleh pengembang, atau lahan-lahan yang tidak kena kewajiban pengembang untuk menyerahkan lahannya ke pemerintah kota Bogor,” katanya.

Sebagian besar, lahan yang belum dibebaskan rata-rata milik perorangan. “Itu milik perorangan rata-rata ya,” kata Dedie.
Selain itu, kedepannya akan dilakukan semisal pembuatan beberapa Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan jembatan, beberapa trase jalan misalnya untuk pembangunan tahap pertama, dia menerangkan, trase dari Wangun, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor sampai perumahan deTour akan memiliki panjang 700 meter.

Dalam pembangunan tahap pertama tersebut, Pemkot akan meminta anggaran ke pemerintah pusat sebesar Rp 700 miliar.
Kemudian, dari perumahan deTour ke ke Suryadilega hingga trase perumahan BNR. Sehingga, ada tiga trase jalan yang menjadi fokus dalam pengembangan akses jalan baru secara bertahap.

Untuk trase mulai dari Wangun hingga BNR itu nanti akan ada enam jembatan yang harus dibangun. Dua jembatan besar, pertama jembatan yang melewati sungai Cisadane, kedua adalah jembatan yang melewati sungai Cipinanggading.

Serta masih ada beberapa jembatan yang nantinya menjadi perlintasan, Dedie menyebut rencana tersebut merupakan suatu pekerjaan yang harus terkoordinasi satu dengan yang lain.

“Ya, DED ini kan baru akan ya. Jadi perkiraan saya mungkin mulai tahun depan mulai kita bikin lah. Mulai Agustus tahun depan itu, selain pembebasan lahan, kita pastikan DED-nya. Dan ini kita sekaligus akan mencari cara, siapa ini yang akan bangun,” tukasnya.(ded/PKL-Nadia/Mg10)

Reporter: Dede Supriadi

Editor: Alpin