25 radar bogor

Canda Berujung Petaka

RADAR BOGOR – Niat menghibur dan bercanda ria malah berujung petaka. Mungkin itulah kalimat untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi pada Minggu (21/3) lalu sebagaimana yang dikabarkan beritabogor.com.

Dua orang bocah diberitakan hanyut terseret arus aliran Sungai Cianiwung Desa Cibeber 1 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Menurut sumber tersebut, kejadian itu bermula dari aksi prank yang dilakukan teman-temannya, karena salah satu dari mereka berulang tahun.

Prank tersebut berupa aksi menceplok kepala temannya yang ulang tahun dengan telur mentah. Karena bekas ceplokan telur tersebut, jadilah kepala si anak itu berlumuran telur. Untuk membersihkan itu, turunlah si anak tersebut ke pinggir sungai. Saat berada dipinggir sungai itulah dia didorong lagi oleh temannya, akhirnya terceburlah mereka berdua hingga tidak terselamatkan nyawanya.

Mungkin bagi sebagian orang, aksi prank adalah hal yang biasa, mengerjai teman seperti itu. Apalagi di jaman digital secanggih ini, banyak dipertontonkan aksi-aksi serupa, bahkan lebih parah.

Tujuannya, memberi kejutan dan menghibur. Namun sangat disayangkan, bila hal itu ditiru dan dipraktikan tanpa pemikiran matang, akibatnya bisa fatal bahkan sampai nyawa melayang, seperti pada peristiwa di atas.

Terlebih aksi tersebut ditiru oleh anak-anak, yang secara pemikiran belum matang, sehingga belum terpikir akibat yang akan timbul dari perbuatan tersebut.

Maka penting di sini peran pengawasan orang tua dan masyarakat sekitar secara luas. Saya mengajak dan menghimbau kepada orang tua, para guru dan masyarakat untuk selalu membimbing anak-anak dari tontonan yang tidak pantas mereka saksikan, karena anak-anak itu lebih mudah meniru dan mempraktikan apa yang mereka lihat.

Juga untuk selalu mengingatkan setiap saat akan bahaya dari perbuatan prank tersebut. Mari kita lindungi anak kita agar dapat tumbuh-kembang sejalan dengan fitrahnya sesuai tingkatan usianya.

Memang, bersenda gurau tentu bukanlah sebuah kesalahan. Apalagi jika dilakukan bersama teman, hal tersebut justru sering menjadi sebuah kebiasaan. Bersama teman kita sering tertawa hingga saling ejek, tujuannya tentu untuk bersenang-senang.

Namun jangan sampai kebablasan dan kelewat batas, hingga mengabaikan unsur perasaan, ketersinggungan, bullying baik verbal maupun fisik sampai mengabaikan keselamatan jiwa.

Tidak sedikit juga, aksi prank berujung di jeruji besi, rumah sakit bahkan di kuburan.

Oleh Asep Saepudin

(Penulis adalah anggota Komisi Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Bogor dan Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat)