25 radar bogor

Asep Wahyuwijaya dan Sofyan Sjaf Terpilih jadi Presidium KAHMI Jabar Periode 2021-2026

KOMPAK: Asep Wahyuwilaya (kanan) bersama Prof Arif Satria setelah pemilihan dan saat presidium berkumpul.

RADAR BOGOR – Musyawarah Wilayah ke-6 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) wilayah Jawa Barat yang diselenggarakan di Hotel Prime Plaza, Bukit Indah Purwakarta, Rabu (10/3) telah menetapkan delapan anggota Presidium KAHMI Majelis Wilayah Jawa Barat periode 2021-2026.

Selain Asep Wahyuwijaya, SH, M.IPol (Politisi, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Jawa Barat) dan DR. Sofyan Sjaf (Dosen, Peneliti IPB), nama lainnya adalah Prof Dr. Fauzan Ali Rasyid (Guru besar UIN Sunan Gunung Jati, Bandung), dr. As’ad, S.PaT (Direktur Utama RS Permata, Cirebon), Ade Syukron Hanas, SHI, MSi. (Pengusaha), Dr. H. Suherman Saleh, Ak, MSc, CA (Konsultan Pajak), Dr. Joni Martiyus Sikumbang, SH, MH, MAP (Kejaksaan Tinggi Jawa Barat) dan Dodi Ferdiana Kusnandar (Politisi, Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Tasikmalaya)

Dalam Muswil ke-6 Kahmi Jabar yang dihadiri oleh para presidium dan pengurus dari 22 Majelis Daerah Kahmi se-Jawa Barat ini, dibuka oleh Presidium Majelis Nasional KAHMI, Herman Khaeron.

Pembukaan disampaikan oleh alumni HMI yang juga menjabat Rektor IPB University, Prof DR Arif Satria. Dalam pidatonya, Arif Satria menekankan tentang perlunya kader HMI dan KAHMI melakukan antisipasi sejak dini atas aneka perubahan yang cepat terjadi pada saat ini.

“Proses perkaderan di HMI dan KAHMI harus bisa berorientasi pada masa depan. Memikirkan untuk melakukan hal yang berguna di masa depan tidak sekedar menjadi yang terbaik pada saat ini,” jelasnya.

Asep Wahyuwijaya yang kembali terpilih untuk kedua kalinya sebagai Presidium Kahmi Jabar menyampaikan, pelaksanaan Muswil ke-6 Kahmi Jabar ini berlangsung dalam suasana yang penuh keakraban dan kekeluargaan.

Menurut dia, tradisi berdemokrasi dan berkontestasi di Kahmi ini berlangsung dengan sangat dewasa. Etikanya kuat dijunjung. “Sama sekali tak ada hal yang secara prinsip mengganggu. Saya kira barangkali hal ini bisa terjadi karena kami para alumni HMI ini sudah terbiasa dalam berdemokrasi, berkontestasi dan berkompetisi dalam ranah politik saat masih menjadi kader HMI,” jelasnya.

Apalagi, ketika Prof Arif Satria pada saat pidatonya pun menitipkan pesan yang sangat logis dan bisa diterima oleh para peserta Muswil bahwa banyak hal yang harus diselesaikan secara lebih substantif ketimbang banyak mempersoalkan masalah yang sepele, seperti berlama-lama mempersoalkan rancangan tatib misalnya.

“Pada prinsipnya, saya tentu amat bersyukur bahwa presidium yang terpilih saat ini sesuai dengan yang diharapkan yakni mewakili berbagai unsur profesi dan kewilayahan. Ada yang dari kalangan guru besar, dosen dan peneliti, profesional dan pengusaha, pejabat pemerintahan dan politisi serta mewakili unsur asal kedaerahan di Jawa Barat,” paparnya.

“Alumni yang berasal dari karesiden Cirebon ada, alumni Priangannya ada, yang mewakili karesidenan Purwakarta, Karawang, Bekasi dan Bandung Raya serta Bogor Raya pun ada. InsyaAllah, lengkapnya unsur representasi dalam formasi Presidium Kahmi Jabar kali ini akan semakin menguatkan tali silaturrahim diantara sesama kader HMI di Jawa Barat agar bisa berbuat lebih banyak dan berguna bagi masyarakat Jawa Barat,” tambah politisi di DPRD Provinsi Jawa Barat ini. (*/cok)