25 radar bogor

Tren Kasus Positif di Kota Bogor Menurun, Dedie A Rachim Paparkan Upaya yang Dilakukan Pemkot 

wakil-walikota
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.
wakil-walikota
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.

BOGOR-RADAR BOGOR, Awal Maret ini, tepat setahun pagebluk Covid-19 merebak di Indonesia. Tren kasus Covid-19 selama setahun terakhir masih dinamis bahkan menunjukan tren peningkatan dalam perjalanannya.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Wakil walikota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, sejak awal pandemi, Pemkot Bogor telah melakukan upaya penanganan mulai dari jaring pengaman, hingga pengadaan peralatan medis, serta peralatan pendukung dan lain sebagainya.

“Sudah kita lakukan secara maksimal selama satu tahun ini, tetapi memang yang langkah final penuntasan masalah covid ini harusnya adalah masalah vaksinasi,” katanya.

Saat ini, Pemkot Bogor sendiri sudah melaksanakan program vaksinasi tahap kedua, dan Pemkot Bogor sudah melakukan pendataan dari total 1,1 juta penduduk, 700 ribu hingga 800 ribu warga sudah masuk list vaksinasi.

Meski nantinya warga Bogor sudah mendapatkan vaksin, Dedie meminta agar taat menjalani program vaksinasi hingga harus disiplin menjalani protokol kesehatan (Prokes).

Kemudian, Dedie menjelaskan, beberapa kebijakan yang diluncurkan Pemkot Bogor digadang-gadang cukup berhasil menurunkan penularan perkembangan virus corona di Kota Hujan, diantaranya sistem pembatasan kendaraan dengan skema ganjil genap.

“Skema ganjil genap, dan itu diindikasikan menurun. Kami itu ternyata berhasil menurunkan potensi kerumunan yang dihasilkan oleh pertemuan warga dari luar Kota Bogor menuju Kota Bogor,” kata Dedie.

Namun, Pemkot Bogor melakukan relaksasi selama dua pekan terakhir dengan meniadakan skema ganjil genap.

Dedie menjelaskan, secara keseluruhan data kasus Covid-19 di Kota Bogor, baru terjadi grafik penurunan jumlah kasus harian dari puncak awal 19 Maret 2020, hingga 16 februari 2021.

“Itu adalah puncaknya, dan setelah itu baru terlihat ada grafik penurunan setelah diberlakukan genap ganjil,” katanya.

Sedangkan dari sisi persiapan, tentunya pada awal pandemi tahun lalu situasinya serba darurat karena saat awal belum ada persiapan dan belum memiliki ruang isolasi bertekanan negatif.

Saat itu, untuk kasus pasien Covid-19 baru ada delapan ruangan di RSUD yang memang awalnya bukan ditujukan untuk pasien Covid-19, akan tetapi disebut sebagai ruang isolasi untuk penyakit infeksi emerging tertentu.

“Saat itu Pemkot Bogor hanya ada 8 ruangan, nah saat ini RSUD sudah bisa menampung 250 pasien, jadi memang salama satu tahun itu kita terus menerus upayakan rumah sakit umum daerah ini menampung masyarakat yang terdampak atau tertular covid,” paparnya.

Berbeda jika dibandingkan tahun ini, karena memang sudah mulai paham tentang penanganan pandemi sehingga lebih mudah.

Dedie mencontohkan, mulanya peralatan ventilator RSUD hanya memiliki 7 unit, tetapi saat ini lebih dari 40 hingga 50 ventilator tersedia di rumah sakit milik pemerintah itu.

“Ini banyak sekali perbedaan, tetapi memang karena covid itu kita akselerasi penambahan barang, penambahan jumlah personel, perawat kesehatan, penanganan kesehatan, penambahan tenaga kesehatan, dan memang banyak hikmah dibalik semua ini,” ucapnya.

Mantan Direktur di Lembaga Anti Rasuah itu menyebut jika program vaksin yang masif dilakukan saat ini dapat membantu menekan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina.

“Sekarng sudah banyak yang aware, kalau dulu masih banyak yg meragukan bahwa Covid itu tidak ada, sekarng sudah lebih paham,” tukasnya.

Berdasarkan data harian Covid-19 Kota Bogor, jumlah kasus Covid-19 Kota Bogor mencapai 25.807 pasien, dengan total yang masih sakit sebanyak 1.234 pasien, dan yang sembuh dari perawatan sebanyak 10.843, serta 200 orang meninggal karena terpapar Covid-19. (ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep