25 radar bogor

Walikota Bima Arya Batal Divaksin Covid-19 Tahap Dua, Ini Penyebabnya

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Foto Arifal/Radar Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

BOGOR-RADAR BOGOR, Walikota Bogor, Bima Arya batal mengikuti vaksin Covid-19 tahap kedua yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Senin (1/3/2021).

Pemkot Bogor memilih pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 tahap dua dilakukan di Gedung Puri Begawan, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

Bima memberikan alasan mengapa dirinya tak mengikuti vaksinasi tahap kedua tersebut. Pertama, Bima yang sempat positif Covid-19 pada awal pandemi tahum 2020 itu mengaku sebelum menerima vaksin, dirinya sempat berkonsultasi dengan tenaga medis.

“Jadi saya konsultasi ke dokter dan dokter menyarankan cek secara keseluruhan, salah satu yang dicek tingkat imunitas, atau antibodi saya,” katanya.

Menurutnya, dari hasil tes kuantitatif serologi menggunakan immunoassay untuk menentukan nilai kuantitatif titer antibodi terhadap protein Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) Covid-19 dalam darah manusia.

“Secara kuantitatif menunjukan angka 197,9, dan saya mendiskusikan angka ini pada dokter spesialis, dan berkonsultasi ke Kementerian Kesehatan. Semuanya menyarankan karena titer ini masih tinggi, jadi belum diperlukan vaksin,” paparnya.

Bima mengatakan, jatah yang seharusnya digunakan untuknya lebih baik dialihkan ke yang membutuhkan.

“Tapi bagi yang memang diketahui titernya selama 3 bulan sudah turun, perlu diboost lagi,” kata dia.

Suami Yane Ardian itu menyebut, kondisi setiap penyintas Covid-19 berbeda-beda setiap orang. Ia juga mengaku mempelajari istilah baru tersebut selama sepekan terakhir.

“Ada yang 3 bulan hilang, 2 bulan hilang, dan ada 6 hingga 8 bulan hingga genap satu tahun menjadi penyintas, ternyata angkanya masih tinggi,” katanya.

Kendati demikian, vaksinasi Covid-19 bisa saja diberikan kepada penyintas karena tidak ada efek sampingnya. Akan tetapi, kata dia, bagi yang sudah tahu angka titernya tinggi tak masalah jika tak divaksin.

“Boleh divaksin, tapi mubazir Karena kalau divaksin titernya naik lagi. Lebih baik dipake dulu buat yang lain,” katanya.

Bima mengimbau bagi yang sudah mendapatkan vaksin harus terap menerapkan protokol kesehatan, karena tak menutup kemungkinan bisa terpapar lagi.

“Saya tetap berhati-hati, demikian juga seperti analogi orang yang sudah divaksin, tidak menutup kemungkinan terpapar tapi recoverynya cepat,” katanya.

“Saya minta ke Dinkes, jatahnya saya, diberikan kepada yang membutuhkan,” katanya.

Pantauan Radar Bogor, sejumlah ASN terlihat mengikuti vaksinasi tahap ke dua, diantaranya Kepala Dinas Pendidikan Hanafi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Chusnul Rozaki, Dinas Komunikasi dan Informasi Rahmat Hidayat, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Eko Prabowo, hingga sejumlah wakil rakyat terlihat mengikuti program vaksin Covid-19.(ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep