25 radar bogor

Setelah Vaksinasi Guru, Jokowi Targetkan Juli Sudah Bisa Sekolah Tatap Muka

ILUSTRASI. Peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar. (Imam Husein/Jawapos)
ILUSTRASI. Peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar. (Imam Husein/Jawapos)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Vaksinasi Covid-19 mulai menyasar guru dan tenaga kependidikan. Targetnya, 5 juta orang selesai disuntik vaksin pada Juni mendatang.

Kemarin (24/2) Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 70 Jakarta. Jokowi dan rombongan tiba di lokasi pada pukul 11.10. Di sana, 650 guru dan tenaga kependidikan dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti vaksinasi.

”Targetnya, pada Juni nanti 5 juta guru selesai divaksin,” ungkap Jokowi. Dengan begitu, saat tahun ajaran baru mendatang, sekolah bisa berjalan normal melalui pembelajaran tatap muka.

Kegiatan vaksinasi di SMA Negeri 70 kemarin menjadi pilot project untuk daerah lain. Setelah di DKI Jakarta, vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) diharapkan bisa diikuti provinsi-provinsi lain.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan, kegiatan vaksinasi kemarin akan secara otomatis dilanjutkan untuk PTK di daerah pada seluruh jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, formal maupun nonformal, dan pendidikan keagamaan.

Penyuntikannya bakal dilakukan secara bertahap. Mulai PTK di PAUD/RA/sederajat, SD/MI/sederajat, SLB, SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat, hingga SMK. Terakhir, jenjang pendidikan tinggi atau sederajat. ”Vaksinasi itu akan dilaksanakan masing-masing dinas kesehatan daerah dengan menggunakan protokol kesehatan dari Kemenkes,” ujarnya.

Jadwal dan lokasi vaksinasi akan diinformasikan dinas kesehatan, dinas pendidikan, atau kantor wilayah Kemenag daerah masing-masing. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah menyiapkan data PTK yang dijadikan basis pemberian vaksin.

Untuk mendapatkan vaksin, PTK yang terdaftar cukup membawa identitas diri ke lokasi vaksinasi yang ditentukan pemerintah daerah. Jika tidak terdaftar, PTK bisa menyertakan surat pernyataan dari pimpinan satuan pendidikan dan membawa surat ke lokasi vaksinasi. Selanjutnya, Kemenkes berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghadirkan layanan vaksinasi yang paling memudahkan bagi seluruh PTK.

Dengan memprioritaskan pemberian vaksin kepada PTK, Mendikbud berharap kegiatan belajar-mengajar (KBM) tatap muka bisa segera dilaksanakan. Menurut Nadiem, bila target vaksinasi Juni 2021 sukses, KBM tatap muka bisa dilaksanakan bertahap mulai tahun ajaran baru.

”Kalau kita bisa vaksinasi sampai akhir Juni, pada Juli insya Allah sudah melakukan proses tatap muka di sekolah,” papar alumnus Harvard University tersebut.

Sekolah tatap muka diawali dari peserta didik pada jenjang PAUD, SD, dan SLB. Dilanjutkan SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Nadiem berpendapat, jenjang PAUD, SD, dan SLB menjadi prioritas karena paling terdampak dan kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Karena itu, butuh untuk segera melaksanakan pembelajaran tatap muka. Meski begitu, pelaksanaan KBM tatap muka tetap wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Nadiem mengakui, risiko PJJ yang terlalu lama sangat besar. Mulai lost learning hingga putus sekolah. Karena itu, vaksinasi akan menjadi angin segar untuk bisa melaksanakan KBM kembali di sekolah maupun kampus.

”Mungkin tidak langsung 100 persen. Bisa saja dua kali seminggu, tiga kali, atau dalam sistem rotasi karena protokol kesehatan harus tetap dijaga,” jelas mantan bos GoJek tersebut.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia menambahkan, proses vaksinasi untuk PTK dilakukan bertahap. Pada tahap awal, vaksinasi difokuskan pada PTK di ibu kota provinsi. Sebab, jumlah vaksin yang tersedia baru sekitar 7 juta dosis.
”Tapi, pada Maret akan ada tambahan vaksin dari Bio Farma dan kiriman bulk vaksin dari Tiongkok. Kalau ini (bulk vaksin, Red) perlu diproses dulu ya sama Bio Farma,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi sepakat dengan harapan Mendikbud soal KBM tatap muka setelah vaksinasi.

Sebab, guru dan siswa sudah sangat rindu untuk melaksanakan pembelajaran secara langsung di sekolah. ”Meski begitu, nanti di awal kita tidak akan terburu-buru kejar target ini itu.

Slow but sure. Yang penting, kembalikan semangat belajar siswa dulu,” paparnya. Hampir semua guru, kata dia, bersemangat dan tak sabar untuk bisa mendapatkan vaksinasi.

Juru Bicara PT Bio Farma Persero Bambang Heriyanto menyatakan bahwa perusahaan terus memproduksi vaksin. Ada 25 bulk yang sudah diproses dalam pengemasan. Yang sudah jadi sebanyak 20 batch. ”Untuk 1 batch ada 950 ribu dosis,” katanya.

Namun, untuk disuntikkan kepada masyarakat, harus ada lot release dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dari batch yang ada, baru lima yang mendapat lot release BPOM.

”Diperkirakan, Februari ada delapan batch yang siap dapat lot release BPOM yang dapat digunakan untuk lansia atau tahap kedua,” kata Bambang.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin