25 radar bogor

Max Ngeluh Anak-Anak Muda di Demokrat Tak Hargai Para Senior

Max Sopacua
Eks Politikus Senior Partai Demokrat Max Sopacua meninggal dunia.
Max-Sopacua
Eks Politikus Senior Partai Demokrat Max Sopacua. (dok JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Salah satu Pendiri Partai Demokrat, Max Sopacua mengeluhkan saat ini partai berlogo bintang mercy ini menjadi partai keluarga Cikeas. Sehingga hal ini sudah melenceng dari tujuan dasar pendirian Partai Demokrat.

Max yang belum lama ini menyataan mundur dari kepengurusan elite Partai Emas itu mengatakan, Partai Demokrat sejatainya adalah partai untuk semua. Tapi saat ini hanya dikuasaai oleh keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Saya kira semua orang sudah tahu kalau partai ini adalah partai untuk semua. Tapi faktanya ternyata partai ini sudah jadi milik sebuah keluarga Cikeas, dan itu semua orang membicarakan itu,” ujar Max kepada wartawan, Rabu (24/2).

Mantan presenter TVRI itu menambahkan, memang awalnya biasa saja keluarga Cikeas menguasai Partai Demokrat. Namun lama-kelamaan hal itu tidak bisa dibiarkan. Karena Partai Demokrat adalah milik semua bukan segelintiran orang. “Demokrat disebut partai dinasti. Awalnya kita biasa-biasa saja. Tapi lama-lama aneh,” katanya.

Max juga menyoroti mengenai penurunan perolehan suara Partai Demokrat di Pemilu. Awalnya Demokrat mendapatkan kejayaan pada 2009 lalu. Namun lama-lama suaranya makin merosot tajam di 2014 dan 2019 ini. “Berarti ini kan penurunan. Semua ingin kejayaan Partai Demokrat dikembalikan lagi,” ungkapnya.

Max menuturkan, saat ini Partai Demokrat diisi oleh anak-anak muda. Namun sayangnya mereka tidak menghormati para senior dan pendiri Partai Demokrat. Seperti AHY ‘cuek’ tidak melakukan sowan ke para ketua umum Demokrat dan juga ke para pendiri.

“Itu sebuah kaderisasi yang bagus anak-anak muda memerintah dibawah kepemimpinan AHY tapi mereka tidak bisa mempelajari sejarah. Pak Kapolri contohnya yang baru setelah dilantik beliau sowan ke semua mantan-mantan Kapolri itu sebuah pembelajaran etika. Nah ini tidak ada” tegasnya.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin