25 radar bogor

Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua, Pemprov Jabar Prioritaskan Lansia

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengunjungi RSUD Cibinong. foto : Hendi / Radar Bogor
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengunjungi RSUD Cibinong. Foto Hendi / Radar Bogor

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pemprov Jabar akan memprioritaskan vaksinasi Covid-19 untuk profesi yang rentan tertular virus korona pada vaksinasi Covid-19 tahap dua. Selain itu, vaksinasi juga menyasar kalangan lanjut usia.

”Vaksin tahap satu 82 persen sudah terselesaikan. Dosis kedua di 46 persen. Kita sedang persiapan penyuntikan masyarakat yang masuk kategori khusus mulai PNS, tokoh masyarakat, TNI, Polri, para pedagang pasar, guru, lansia, dan sebagainya,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (22/2).

Khusus untuk lansia, kata Ridwan Kamil, mendapatkan perhatian sehingga Pemprov Jabar akan melakukan vaksinasi Covid-19 di enam wilayah yang kasusnya tinggi. Yakni di Bogor, Depok Bekasi, dan Bandung Raya.

Gubernur menyadari bahwa lansia memiliki keterbatasan fisik. Kelompok itu tidak dapat melakukan mekanisme yang berlaku, seperti mengantre di tempat layanan kesehatan. Oleh karena itu, pihaknya sudah mengajukan izin kepada pemerintah pusat termasuk kepada Presiden Joko Widodo untuk menggunakan pola jemput bola menggunakan mobil.

Menurut Ridwan Kamil, layanan itu akan mendatangi kelompok lansia di daerah-daerah. Pihaknya memastikan semua lansia yang menjadi sasaran tetap harus memenuhi syarat kesehatan.

”Itulah kenapa kami diizinkan presiden dan menteri dalam negeri untuk menggunakan inovasi mobil vaksin. Jadi nanti jangan kaget kalau ada mobil vaksinasi Jabar muter-muter di daerah yang sulit atau menjemput lansia yang mungkin secara fisik merepotkan untuk melakukan antrean dan prosedur ini,” tutur Ridwan Kamil.

Provinsi Jabar menargetkan 36,2 juta dari total 50 juta penduduk divaksin agar memunculkan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Menurut Ridwan Kamil, tantangan Jabar adalah infrastruktur atau titik pemberian vaksin. Dengan jumlah penduduk yang tersebar di 27 kabupaten/kota dan 5.312 desa, Jabar hanya memiliki 1.094 puskesmas terlatih program vaksinasi.

”Saya sudah hitung ketidakcukupan infrastruktur yang menjadi ancaman. Oleh karena itu ada tiga (solusi) di Jabar yang saya usulkan, tapi belum dilaksanakan. Satu, disuntik di puskesmas itu sangat terbatas, saya usulkan, kalau vaksin tersedia, Jabar akan memaksimalkan gedung olah raga, gedung bulu tangkis, dan lain-lain untuk memaksimalkan vaksinasi masal, seperti di Sabuga (Kota Bandung),” terang Ridwan Kamil.

Selain itu, untuk menjangkau desa-desa di daerah terpencil tapi tingkat kasusnya tinggi, gubernur sudah minta kepada presiden untuk menggunakan mobil. ”Jadi nanti ada mobil vaksin yang keliling desa-desa untuk melakukan vaksinasi,” tambah Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga mengusulkan agar ada penyediaan vaksin mandiri secara berbayar alias tidak perlu menunggu panggilan jadwal pemberian vaksin gratis dari pemerintah pusat.

”Kalau herd immunity ini mau dicapai, semua metode manajemen penyuntikan vaksin harus secepatnya. Kalau ternyata vaksin mandiri ini mempercepat herd immunity, saya sangat setuju. Yang penting adalah manajemen penyuntikan mandiri tidak mengganggu jadwal yang sudah diatur di puskesmas. Kalau mau mandiri, harus bayar, karena mengatur sendiri di tempat yang lebih nyaman sendiri. Tidak di puskesmas dan sebagainya,” tutur Ridwan Kamil.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin