25 radar bogor

Tes Anjlok, Positif Covid-19 Tambah 9.039 Kasus

megamendung
Pelaksanaan rapid dan swab test massal di Desa Kuta dan Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis (19/11/2020). REGIE/RADAR BOGOR
megamendung
ILUSTRASI: Pelaksanaan rapid dan swab test massal di Desa Kuta dan Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis (19/11/2020). REGIE/RADAR BOGOR

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 9.039 dalam sehari, Kamis (18/2). Total sudah 1.252.685 orang positif Covid-19. Meski begitu, angka tes tetap anjlok di bawah 30 ribu spesimen maupun jumlah orang yang diperiksa. Akibatnya, angka positivity rate melonjak drastis menembus rekor 40 persen.

Hanya ada 24.248 spesimen yang diperiksa. Dan hanya 22.556 orang diperiksa. Dengan begitu angka positivity rate harian yakni hasil positif kumulatif (9.039 kasus) dibagi jumlah orang yang diperiksa kumulatif, lalu dikali 100 menembus rekor yaitu 40 persen. Positivity rate nasional mencapai 18,5 persen.

Indonesia sempat mencapai rekor positivity rate sebelumnya pada Selasa (16/2) yakni 38 persen. Kini angka itu semakin tinggi lagi karena jumlah orang yang dites tetap anjlok.

Padahal syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu untuk pandemi semestinya angka positivity rate di bawah 5 persen. Artinya jika Indonesia mencapai 40 persen, sudah 8 kali di atas ambang batas WHO.

Sebaran kasus harian tertinggi masih di Jawa Barat yakni 4.420 kasus baru. Artinya hampir separo dari pertambahan kasus nasional harian. Kemudian disusul oleh Jawa Tengah 676 kasus, Jawa Timur 559 kasus, Kalimantan Timur 518 kasus, dan an DKI Jakarta 373 kasus.

Angka kesembuhan harian bertambah 10.546 orang. Paling banyak pasien sembuh terdapat di Jawa Barat yakni 3.249 orang. Sudah 1.058.222 orang sembuh dari Covid-19.

Angka kematian bertambah 181 jiwa dalam sehari. Paling banyak kasus kematian harian terjadi di Jawa Timur sebanyak 53 jiwa. Total hingga kini 33.969 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.

Sudah 510 kabupaten kota terinfeksi Covid-19. Ada 2 provinsi di bawah 10 kasus harian. Dan tak ada satu pun provinsi dengan nol kasus.

Tes Anjlok

Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan terdapat berbagai faktor yang sebabkan turunnya jumlahnya kumulatif testing Covid-19 terutama 3-4 hari terakhir. Salah satu penyebabnya adalah libur panjang sehingga banyak laboratorium swasta yang tidak beroperasi.

“Untuk menyikapi ini pemerintah lewat Kemenkes dan Satgas gencarkan metode skrining dengan swab tes antigen secara nasional di 514 kabupaten kota serta lebih dari 10 ribu puskesmas,” katanya.

Prof Wiku mengklaim Kemenkes terus menganalisis faktor lainnya. Pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa memantau bersama data-data yang telah dipublikasikan.

“Meski demikian, kita tetap harus fokus dalam menurunkan angka positivity rate yg masih tinggi demgan menaati prokes dan optimalisasi posko penanaganan Covid-19 sampai di skala terkecil,” jelasnya.

Menanggapi hal ini, Rabu (17/2), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa tes Covid-19 memang turun. Baik spesimen maupun orang yang diperiksa memang jauh lebih sedikit dibanding sebelumnya terutama saat long weekend Imlek.

“Banyak yang bertanya mengenai positivity rate yang tinggi akhir-akhir ini. Ini kami sampaikan memang tinggi khususnya di hari libur jumlah yang dites itu turun. Akibatnya kasus terkonfirmasi juga turun dan postivity ratenya naik,” paparnya dalam keterangan virtual, Rabu (17/2).

Menkes mencontohkan misalnya tanggal 1 Januari positivity rate tinggi karena tes relatif turun. Lalu tanggal 10-11 Januari ketika weekend membuat jumlah tesnya turun kemudian positivity rate naik.

“Terulang terus sehingga di Imlek pun demikian. Polanya sama. Sehingga saat libur itu positivity rate memang naik. Karena memang liburannya yang panjang,” tukasnya.

Budi mengakui dalam kondisi normal pun dengan tes seperti biasanya, angka positivity rate Indonesia dengan kisaran 20-an persen masih tinggi. Sebab saran WHO seharusnya positivity rate di bawah 5 persen.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin