25 radar bogor

Hati-Hati, Muncul Strain Baru Mutasi Covid-19 Jenis B1525 di 3 Negara

Ilustrasi Mutasi Corona
Ilustrasi Mutasi Corona
Ilustrasi Mutasi Corona
Ilustrasi Mutasi Corona

JAKARTA-RADAR BOGOR, Para ahli menemukan jenis virus Korona lain yang bermutasi di sejumlah negara. Belum usai kekhawatiran atas penemuan mutasi virus di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, kini ada lagi mutasi yang baru ditemukan di 3 negara.

Para peneliti di University of Edinburgh mengatakan versi tersebut, diidentifikasi sebagai B1525, telah ditemukan oleh sekuensing genom di Denmark, Amerika Serikat, dan Australia.

“Sampel paling awal muncul di Nigeria dan Inggris Desember lalu,” kata para ilmuwan seperti dilansir dari Science Times, Kamis (18/2/2021).

Tim mencatat bahwa strain tersebut memiliki kemiripan dengan varian Kent, B117, dalam genomnya. Mutasi ini memiliki berbagai mutasi yang mengganggu, termasuk mutasi protein lonjakan E484K, yang terletak di bagian luar virus dalam memungkinkannya untuk menyerang sel.

Mutasi ini ditemukan pada strain yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil dan diduga menyebabkan virus lebih mampu menghindari antibodi penawar tubuh.

Para peneliti memanfaatkan pengurutan genetik untuk mengklasifikasikan B1525, yang sudah mulai beredar di Inggris. Sampel dari 10 negara, termasuk Denmark, Inggris Raya, dan Australia, diurutkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh University of Edinburgh.

B1525 tampaknya secara biologis identik dengan versi Afrika Selatan, yang memicu kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan awal tahun ini. Mutasi E484K juga muncul pada yang satu ini, hadir di varian Afrika Selatan dan Kent.

Modifikasi memastikan virus ini akan lebih mudah menembus sistem kekebalan dan bereproduksi, memicu peradangan. Investigasi baru-baru ini dimulai, dan para ilmuwan belum memahami ancaman yang ditimbulkannya.

Oleh karena itu, mutasi virus ini diberi label ‘varian dalam peninjauan’. “Kesamaan antara B1525 dan varian lain dapat membantu memprediksi seberapa berbahaya strain itu,” kata profesor Universitas Cambridge dan penasihat pemerintah Dr. Ravi Gupta kepada Metro.

Direktur Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) dr. Yvonne Doyle mengatakan belum ada bukti bahaya dari versi baru virus tersebut. Maka peneliti masih meneliti virus tersebut apakah bisa lebih mudah menular juga seperti yang terjadi di Inggris dan Afrika Selatan. (*)

Sumber : jawapos.com
Editor : Yosep