25 radar bogor

Upgrading D3 ke D4 Tidak Akan Disetujui Jika Hal Ini Tak Dilakukan

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto. (dok JawaPos.com)
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto. (dok JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam menjalankan program upgrading Diploma 3 (D3) ke Sarjana Terapan (D4) terus menekankan bahwa perlu adanya keterlibatan dunia usaha dan dunia industri.

“Kita mendesain kebersamaan, yaitu kampus vokasi dan industri masak bersama, jadi bikin D4 itu nanti bersama dengan industri. Mengembangkan D4 tidak dari 0, yaitu dengan cara mengevaluasi dan meng-upgrade D3 menjadi D4, jadi effort tidak seberat membuat prodi baru, tetapi lakukan bersama dengan industri,” terang Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto dalam webinar Peningkatan Program D3 Menjadi Sarjana Terapan, Selasa (16/2).

Ia juga menegaskan bahwa perlu ada penguatan kompetensi soft skill di program upgrading ini. Apabila tidak, maka program studi yang akan di-upgrade tidak akan disetujui.

Pasalnya, yang ditargetkan untuk lulusan D4 memiliki kompetensi kognitif, soft skill, serta berintegritas. Pihaknya tidak menginginkan apabila yang ditargetkan hanya penguatan hard skill saja.

“Industri itu komplain soft skill lulusan kita. Nanti kalau bikin D4, tapi hard skill lagi yang jadi panglimanya, kita nggak akan setujui, kita akan ases (nilai), jadi sarjana terapan (D4) itu hard skill dan soft skill harus sama-sama kuat,” terang dia.

Bahkan, untuk pembuatan prodi D4 ini, dunia industri akan mendapatkan super tax deduction. Adapun, super tax deduction kegiatan vokasi ini merupakan fasilitas pajak penghasilan dalam bentuk pengurangan penghasilan bruto sebanyak paling tinggi 200 persen dari biaya yang dikeluarkan dari biaya training yang dikeluarkan pada workplace learning and training atau kegiatan vokasi apapun.

“Kalau sudah jadi D4 dan melakukan link and match, itu harus menghasilkan produk, bukan hanya paper doang, teaching factory diperkuat, teaching industry, dan inputnya juga penting. Jadi nanti D4 harus kuat dipromosikan. Kalau nggak, kita tidak setujui,” terang dia.

“Promosi ke calon mahasiswa dan orang tua serta ke industri. Pasti mereka butuh, jadi kalau masih ada yg memperdebatkan D4 belum dikenal industri, ya kita perkenalkan, kita akan menganggarkan dana miliaran untuk memperkenalkan D4,” tandasnya. (jpc)

Editor : Rany P Sinaga
Sumber : Jawapos