25 radar bogor

Penduduk Miskin di Kota Naik Lebih Banyak Dibanding di Desa

Anak-anak bermain di sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (26/8). (MIFTAHULHAYAT/JAWA POS)
Anak-anak bermain di sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (26/8).(MIFTAHULHAYAT/JAWA POS)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, jumlah orang miskin Indonesia sebanyak 27,55 juta orang pada September 2020. Angka tersebut setara 10,19 persen secara nasional.

“Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019,” kata Kepala BPS Suhariyanto secara virtual, Senin (15/2).

Suhariyanto menjelaskan, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38 persen, naik menjadi 7,88 persen pada September 2020. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2020 sebesar 12,82 persen, naik menjadi 13,20 persen pada September 2020.

Dibanding Maret 2020, jumlah penduduk miskin September 2020 perkotaan naik sebanyak 876,5 ribu orang dari 11,16 juta orang pada Maret 2020 menjadi 12,04 juta orang pada September 2020.

“Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 249,1 ribu orang dari 15,26 juta orang pada Maret 2020 menjadi 15,51 juta orang pada September 2020,” jelasnya.

Suhariyanto menuturkan, garis kemiskinan pada September 2020 tercatat sebesar Rp 458.947 per kapita per bulan. Komposisinya yaitu, garis kemiskinan makanan sebesar Rp 339.004 atau 73,87 persen dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 119.943 atau 26,13 persen.

Pada September 2020, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,83 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.216.714 per rumah tangga miskin per bulan.

Suhariyanto merincikan, jika dilihat dari sisi jumlah, maka paling banyak tersebar di Pulau Jawa dengan jumlah 14,75 juta orang. Sedangkan dari sisi persentase paling tinggi di Pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 20,65 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan 1,01 juta orang.

Jika dilihat lebih rinci lagi, angka kemiskinan nasional mencapai 27,55 juta orang atau 10,19 persen ini yang berasal dari Pulau Sumatera berjumlah 6,06 juta orang atau 10,22 persen. Pulau Jawa berjumlah 14,75 juta orang atau 9,71 persen. Pulau Bali dan Nusa Tenggara berjumlah 2,11 juta orang atau setara 13,92 persen. Pulau Kalimantan berjumlah 1,01 juta atau setara 7,51 persen.

Sedangkan dari Pulau Sulawesi berjumlah 2,06 juta atau setara 10,41 persen. Lalu, dari Pulau Maluku dan Papua berjumlah 1,53 juta orang atau setara 20,65 persen. Angka kemiskinan ini tercatat per September 2020.

Sementara dilihat berdasarkan provinsi per September 2020, BPS mencatat Provinsi Bali menjadi wilayah dengan persentase orang miskin yang paling rendah, yaitu 4,45 persen. Kedua diduduki oleh DKI Jakarta dengan persentase sebesar 4,69 persen. Kalimantan Selatan sebesar 4,83 persen. Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,89 persen. Kalimantan Tengah sebesar 5,26 persen.

Selanjutnya Kepulauan Riau sebesar 6,13 persen. Sumatera Barat sebesar 6,56 persen. Banten sebesar 6,63 persen. Kalimantan Timur sebesar 6,64 persen. Maluku Utara sebesar 6,97 persen. Riau sebesar 7,04 persen.

Kalimantan barat sebesar 7,24 Persen. Kalimantan Utara sebesar 7,41 persen. Sulawesi Utara sebesar 7,78 persen. Jambi sebesar 7,97 persen. Jawa Barat sebesar 8,43 persen.

Sulawesi Selatan sebesar 8,99 persen. Sumatera Utara sebesar 9,14 persen. Jawa Timur sebesar 11,46 persen. Sulawesi Barat sebesar 11,50 persen. Sulawesi Tenggara sebesar 11,69 persen.

Jawa Tengah sebesar 11,84 persen. Lampung sebesar 11,84 persen. Yogyakarta sebesar 12,80 persen. Sumatera Selatan sebesar 12,98 persen. Sulawesi Tengah sebesar 13,06 persen.

Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 14,23 persen. Bengkulu sebesar 15,30 persen. Aceh sebesar 15,43 persen. Gorontalo sebesar 15,59 persen. Maluku sebesar 17,99 persen.

Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 21,21 persen. Papua Barat sebesar 21,7 persen. Dan terakhir atau yang paling tertinggi diduduki oleh Papua dengan persentase sebesar 26,8 persen.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin