25 radar bogor

Okupansi Hotel Turun 25 Persen Saat Dua Pekan Kebijakan Ganjil Genap di Kota Bogor

Ilustrasi. Hotel Santika Bogor
Hotel Santika Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Imbas ekonomi menjadi salah satu pertimbangan, apakah kemudian kebijakan ganjil genap akan dilanjutkan di Kota Bogor atau tidak.

Salah satu sektor ekonomi ialah okupansi hotel. Kebijakan ganjil genap, ternyata berpengaruh terhadal okupansi hotel yang ada di Kota Bogor. Okupansinya turun hampir 25 persen selama dua pekan.

“Kami sangat terdampak dengan adanya kebijakan ini. Sebab, ada penurunan sekitar 25 persen jika dibandingkan dengan weekend biasa,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay.

Sehingga Yuno berharap, kebijakan ganjil genap ini tidak diteruskan. Alasan Yuno, agar sektor ekonomi bisa berjalan maksimal disetiap akhir pekan.

“Pemkot juga perlu kontribusi PAD (pendapatan asli daerah),” tambahnya.

Sebelumnya Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, Pemkot masih menganalisa terkait evaluasi kebijakan ganjil genap. Analisa itu, bukan hanya soal tren kasus positif.

Ada tiga faktor yang menjadi indikator apakah kemudian kebijakan ganjil genap ini dilanjut. Pertama adalah dari dimensi mengurangi mobilitas warga yang tadi dikatakan berhasil. Mobilitas warga Bogor dan luar Kota Bogor berkurang.

Kemudian dari aspek kesehatan, kuat indikasinya. Meskipun Bima tak mau mengatakan kebijakan ganjil genap berhasil mengurangi jumlah kasus secara terus menerus. Karena harus dilihat beberapa hari kedepan.

“Tapi ada satu variabel yang harus dihitung ganjil genap ini dilanjutkan atau tidak, yaitu dimensi ekonomi,” kata Bima.

Bima ingin melihat kembali data hotel, restoran, toko-toko, UMKM dan pasar. Menurutnya, prinsip kebijakan ini untuk mencoba mencari titik temu antara dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi.

Apakah kemudian kebijakan yang diambil setiap akhir pekan secara permanen, merugikan secara ekonomi atau tidak.

“Mungkin (kebijakan ganjil genap) bisa dibuat variasi atau diselang seling atau sebagainya. Mungkin weekend ini bisa berlaku, minggu depannya tidak,” kata Bima menjelaskan.

Makanya, Bima kembali menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor enggan terlalu dini menyimpulkan dampak signifikannya.

“Saya mau lihat sekali lagi, karena jangan-jangan tanpa ganjil genap pun kondisinya tidak berbeda. Perlu hati-hati melihat data. Prinsip kami adalah anilisnya harus holistik dan komprehensif,” tukasnya.

“Senin dan Selasa akan dialog dengan PHRI, mal-mal dan sebagainya. Kami akan meminta pendapatnya,” tutupnya. (dka)

Reporter : Andika Try Wiratama
Editor : Rany P Sinaga