25 radar bogor

Virus Nipah Berpotensi Menjadi Pandemi Jilid II di Indonesia

Ilustrasi. Gejala yang ditimbulkan oleh virus Nipah menyerupai influenza. (FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKAN AJENG NIMAS PUSPA RATNASARI – FOTO: ANGGER BONDAN/JAWA POS)
Ilustrasi. Gejala yang ditimbulkan oleh virus Nipah menyerupai influenza. (FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKAN AJENG NIMAS PUSPA RATNASARI – FOTO: ANGGER BONDAN/JAWA POS)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Virus Nipah adalah virus yang ditemukan di Malaysia pada 1999. Bahkan,virus tersebut mengakibatkan wabah di kalangan peternak babi pada saat itu. Penularan virus tersebut disebabkan kontak langsung manusia dengan babi sakit atau jaringan yang terkontaminasi.

’’Virus ini berpotensi menjadi pandemi kedua. Sebab, sifat virus dan cara penularannya mirip dengan SARS-CoV-2,’’ kata dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dr dr Agung Dwi Wahyu MSi MKed Klin SpMK.

Agung mengatakan, gejala yang ditimbulkan menyerupai influenza. Di antaranya, badan meriang, demam, hingga otot-otot terasa nyeri. ’’World Health Organization (WHO) dalam situsnya menyebutkan bahwa tingkat kematian pada virus tersebut diperkirakan mencapai 75 persen,’’ ujarnya.

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang mengakibatkan tingkat kematian mencapai 75 persen. Yakni, penanganan yang kurang komprehensif. Selain itu, gejala yang tidak umum dan kejadiannya sangat cepat. Juga, belum ditemukan vaksin atau obat untuk virus tersebut.

’’Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk virus tersebut. Pengobatannya hanya penatalaksanaan suportif agar penderita bisa bertahan hidup,’’ jelasnya.

Menurut dia, virus itu berpotensi menjadi pandemi karena sudah ada penularan dari manusia ke manusia. WHO mencatat pada 2001, wabah virus Nipah muncul di Siliguri, India. Penularan virus itu terjadi pada layanan kesehatan. Masa inkubasinya mirip dengan SARS-CoV-2, yakni 5–14 hari. ’’Sebanyak 75 persen kasus di antaranya terjadi pada staf rumah sakit serta pengunjung,’’ katanya. (jpc)

Editor : Rany P Sinaga
Sumber : Jawapos