25 radar bogor

Sepekan, 25 Bencana Terjadi di Kabupaten Bogor

Bojong-Kulur
Jalan protokol di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, kabupaten Bogor terendam banjir, Senin (8/2/2021). 
Bojong-Kulur
Jalan protokol di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, kabupaten Bogor terendam banjir, Senin (8/2/2021).

CIBINONG-RADAR BOGOR, Hujan terus mengguyur Kabupaten Bogor pada akhir pekan kemarin. Sepekan terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat telah terjadi 25 kejadian bencana alam baik berupa banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor Dede Armansyah mengatakan, fenomena yang terjadi saat ini merupakan fenomena La Nina, sehingga Kabupaten Bogor berpotensi besar masih diguyur hujan deras secara terus menerus hingga akhir bulan ini.

“Ada 25 bencana yang kami catat selama akhir pekan kemarin,” ujar Dede, Senin (8/2/2021).

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor telah bencana alam yang terjadi yakni mulai dari banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Dari total 25 bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor, rincianya terjadi di Kecamatan Megamendung, Cisarua, Ciawi, Tenjolaya, Sukajaya, Nanggung, Citeureup, Cijeruk, Jasinga, Dramaga, Ciampea, Tanjungsari, dan Cigombong.

Dede mengatakan, fenomena La Nina yang menyasar wilayah Kabupaten Bogor membuat BPBD Kabupaten Bogor siaga, dan memantau tujuh sungai besar yang berada di wilayah barat, timur, selatan, utara, dan tengah.

“Ada 13 kecamatan yang terjadi bencana, 32 unit rumah mengalami rusak ringan, 18 unit rumah mengalami rusak sedang, 1 unit rumah rusak berat dan 2 ruas jalan sempat tertutup timbunan tanah longsor,” ujarnya.

Saat ini BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan antisipasi bencana, dan melakukan evakuasi kepada korban terdampak bencana.

“Untuk perkiraan besar kerugian masih kami dalam proses perhitungan,” kata Dede.

Sedangkan untuk mengantisipasi bencana alam banjir bandang maupun longsor tersebut pihaknya terus memantau seluruh sungai besar seperti Sungai Ciliwung, Cisadane, Cibeet, Cikeas, Cileungsi, dan Cidurian.

“Ada tujuh sungai besar dan hulu sungainya yang kami monitor ketinggian debit airnya demi mengantisipasi timbulnya korban pada bencana alam tersebut,” terangnya.

Dia menuturkan, pemantauan ketinggian debit air di tujuh sungai besar diatas melibatkan banyak relawan.

“Statusnya ada yang siaga 3 seperti Sungai Ciliwung atau Siaga 2 seperti Sungai Cileungsi,” katanya.

Meski demikian, taka da korban luka apalagi jiwa pada bencana alam banjir bandang dan tanah longsor pada akhir pekan kemarin. (ded)

Reporter : Dede
Editor : Rany P Sinaga