25 radar bogor

Rentan Penyakit, Balita-Bumil Perlu Penanganan Khusus di Pengungsian

Relawan KOPEL
Relawan KOPEL

MAJENE-RADAR BOGOR, Posko KOPEL Indonesia di Majene masih terus mengupdate kondisi balita, ibu hamil dan menyusui di lokasi pengungsian. Kebanyakan mereka masih di pengungsian karena khawatir gempa suaulan masih terjadi.

“Minggu yang lalu ada beberapa yang kembali ke rumah, namun setelah gempa susulan yang cukup kuat kemarin mereka kembali lagi ke pengungsian”, ujar Jayadi relawan KOPEL Indonesia dari Majene.

Relawan KOPEL saat ini menyasar sasaran pengungsi Balita dan ibu Hamil/menyusui baik dalam rangka tanggap darurat maupun saat tahap pemulihan mereka pasca bencana.

Dalam pantauannya, beberapa pengungsi ibu yang menyusui juga tidak lagi memberikan Asi pada bayinya karena selama ini jarang makan sayur, lebih banyak makan indomie di pengungsian. Lebih memprihatinkan jika susu untuk bayi juga tidak ada, hanya menunggu uluran tangan para dermawan.

Bahkan seperti yang diberitakan sebelumnya, kunjungan relawan KOPEL ke lokasi pengungsian warga Malunda yg mengungsi di Kabupaten tetangga (Polman) menemukan anak-anak yang mulai terserang penyakit.

Sebelumnya ada ibu hamil yang mengungsi ke Kabupaten Polman ini, Ibu Arsyila hampir tak tertolong karena melahirkan di atas mobil sebelum sampai di Puskesmas Matakali Polman. Untung ibu dan bayinya dapat segera diselamatkan.

Dari Mamuju juga diinformasikan ada bayi yang meninggal di pengungsian yakni di daerah Tapalang salah satu daerah terdanpak bencana di Kabupaten Mamuju.

“Iya kak. Tadi habis dari sana melayat dan drop bantuan”, tutur Ridwan salah seorang relawan bencana di Tapalang yang ikut melayat korban di lokasi.

“Bayi ini lahir kembar pada beberapa bulan yang lalu dan meninggalkan saudara kembarnya”, Tambahnya.

Fakta-fakta ini mendorong KOPEL Indonesia melalui relawan di lokasi bencana untuk menfokuskan diri menangani permasalahan Balita dan Bumil.

Di samping untuk kebutuhan darurat kebencanaan misalnya bantuan, juga melakukan advokasi kebijakan pemerintah untuk segera melakukan afirmasi penanganan korban bencana khusus kepada Balita dan Bumil.

Mulai dari penempatan dan penataan lokasi pengungsian hingga pemenuhan kebutuhan bagi mereka. Oleh karena itu data diri, alamat dan kondisi mereka pasca bencana perlu diketahui untuk mudahkan pemulihannya lebih lanjut.

“Kami masih terus mendata Balita dan Bumil yang terdampak di Majene. Untuk sementara ini kami di Desa Onang, kec. Tubo Sendana. Desa Kayuangin, kec. Malunda dan Desa kabiraan, kec. Ulumanda”, tutur jayadi saat dihubungi perkembangan situasi di lokasi bencana yang didampingi.

Menurut Andi Firman Koordinator Aksi Kemanusian KOPELIndonesia, hasil pendataan tersebut akan dikoordinasikan bersama Pemda untuk penanganan lebih banyak.

“Ini persoalan yang serius dan mendesak penanganan secara tepat. Mereka Balita dan Bumil adalah kelompok rentan yang membutuhkan penanganan khusus” ujarnya. (*/ran)

Editor : Rany P Sinaga
Sumber : KOPEL Indonesia