25 radar bogor

Kota Bogor Catatkan Rekor, Sehari 150 Orang Positif Covid-19

Covid
Ilustrasi Covid-19
Covid
Ilustrasi Covid-19

BOGOR–RADAR BOGOR, Warga Kota Bogor harus lebih waspada. Selasa (2/1/2021) sore, Satgas Covid-19 mencatat pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 ber tambah 150 orang. Jumlah tersebut, merupakan salah satu rekor di Kota Hujan ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno mengungkapkan, total terkonfirmasi positif sebanyak 8.765 orang dan masih sakit 1.566. Namun, ada penambahan kasus selesai isolasi atau sembuh sebanyak 270 pasien. “Jumlah yang meninggal bertambah tiga orang,” ungkapnya.

Sementara itu, GeNose bakal menjadi alternatif pemerintah, dalam mendeteksi Covid-19 di Indonesia. Metode baru itu, bisa menambah daya gedor tracing atau pelacakan terhadap kasus-kasus terduga positif Covid-19 di Kota Bogor.

Sri mengakui, alat tersebut bisa dipakai untuk mendeteksi Covid-19 lebih dini. Akan tetapi, prinsipnya tetap tak jauh berbeda dengan metode lainnya seperti rapid antibodi maupun antigen.

Hasil dari tes masing-masing itu tidak akan menjadi notifikasi resmi untuk kasus-kasus positif Covid-19 yang baru.

”Tetap built standarnya (melalui) RT PCR, dia (GeNose) hanya untuk screening, sama swab test antigen itu. Sehingga, yang dinotifikasi kasus positif yang baru berasal dari PCR. Yang definisi operasionalnya, siapa yang dikonfirmasi adalah hasil pemeriksaan RT-PCR dengan hasil positif,” terangnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Screening Covid-19 melalui GeNose juga hanya untuk menentukan reaktif atau tidaknya. Kasus reaktif tidak ternotifikasi sebagai kasus baru. Untuk memastikannya, perlu diperiksa melalui swab test PCR. Tes melalui laboratorium masih menjadi pendeteksi utama untuk keberadaan virus.

Retno sendiri telah menghubungi penyedia GeNose itu. Pihaknya mengaku, belum bisa memastikan bakal memakai salah satu alternatif screening tersebut. Apalagi, produksi alat tersebut juga masih terbatas meskipun disebut-sebut telah mengantongi izin edar dari pemerintah.

Hanya saja, alat pendeteksi besu tan para ahli dari UGM itu juga diakuinya belum beredar di Kota Bogor. ”Gak masalah (dengan bertambahnya tes baru lewat GeNose), karena itu kan untuk screening. Yang penting adalah ketika dia diketahui reaktif, dia harus isolasi atau karantina. Prinsipnya itu kalau positif, isolasi, jangan interaksi sama orang. Kalaupun tidak ada gejalanya, selama 14 hari,” tegasnya.

Sekarang, sudah tersedia beberapa alat tes untuk mendeteksi Covid-19. Mulai dari tes PCR swab, rapid antibodi, hingga rapid antigen. Hadirnya GeNose menjadi alternatif baru. Prosesnya hanya dengan mengembuskan napas ke kantong sekali pakai.

GeNose disebut-sebut bisa dengan cepat menemukan orang yang terduga positif Covid-19 dengan proses berkisar tiga menit. Deteksi dini itu juga tetap diiringi dengan pencegahan melalui upaya vaksinasi yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terhadap para tenaga kesehatan (nakes).

Dinkes masih fokus merampungkan target penyuntikan dua dosis untuk vaksin Sinovac. Sementara itu, vaksin selain Sinovac juga belum akan didatangkan ke Kota Bogor dalam waktu dekat.

”Selain Sinovac, informasi dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) belum ada ya. Baru Sinovac ini yang termin kedua. Memang katanya akan membeli empat macam vaksin, tapi sampai saat ini baru Sinovac ini yang kita fokus untuk tuntaskan sampai akhir bulan Februari,” imbuhnya.

Direktur Utama RSUD Kota Bogor, dr. Ilham Chaidir mengakui, proses pelacakan terhadap Covid-19 masih mengandalkan uji sampel PCR. Pihaknya terus menerima spesimen dari swab test yang harus diuji di laboratorium.

Ratusan ribu sampel sudah ditangani sejak September silam. Upaya itu sebagai langkah untuk mendeteksi lebih banyak penyebaran kasus positif Covid- 19 demi memutus mata rantainya.(dka/mam/c)

Reporter : Andika-Imam
Editor : Yosep