25 radar bogor

PGRI: Kami Merasa Sering Sekali Guru Dijadikan Beban oleh Kementerian

Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi (berkerudung) menilai Kemendikbud hanya melihat outputnya saja ketimbang dengan kebijakan untuk mencapai hasil tersebut terkait peta jalan pendidikan (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)
Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi (berkerudung) menilai Kemendikbud hanya melihat outputnya saja ketimbang dengan kebijakan untuk mencapai hasil tersebut terkait peta jalan pendidikan (Hilmi Setiawan/Jawa Pos)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unidah Rosyidi, mengkritisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang sering membuat pernyataan yang tidak memihak kepada guru. Seolah-olah guru adalah beban.

“Kami merasa sering sekali guru ini dijadikan beban oleh kementerian, kita sehari-hari mendengar pernyataan-pernyataan yang tidak nyaman,” terang dia dalam diskusi daring Menuju Transformasi Pendidikan Nasional yang Bermutu untuk Mewujudkan Indonesia Maju, Selasa (2/2).

Salah satu pernyataannya adalah tentang rencana tunjangan profesi bagi para guru yang akan diberikan kepada mereka yang berprestasi. Meskipun itu telah dibantah, hal tersebut telah melukai tenaga didik.

“Kita mohon di masa sulit ini jangan sampai mengeluarkan statement seperti tunjangan profesi mau dihapuskan hanya diberikan kepada yang berprestasi, kemudian pendidikan sejarah mau dihapus walaupun akhirnya dibantah,” ucapnya.

Kata dia, banyak sekali hal yang sebenarnya tengah pihaknya upayakan dalam memberikan proses pembelajaran efektif dalam situasi pandemi, seperti siswa didorong belajar, guru mengajar dengan baik, baik mereka yang memiliki dan tidak mendapatkan akses. Jadi, statement yang dikeluarkan seakan-akan tidak menghargai usaha guru.

“Walaupun kami sebenarnya sangat mandiri dengan segala keterbatasan, tiada henti kami ingin mengabdi. Karena kami ingin dalam situasi yang sulit ini kita semua tenang hatinya agar proses pembelajaran bisa berjalan dan berikan ketepatan kepada para guru,” tambahnya.

Kemudian, kata dia Kemendikbud dengan pernyataannya sering menyebut bahwa guru menjadi salah satu prioritas dalam peningkatan kualitas pendidikan. Namun untuk kebijakannya sering kontradiktif dengan apa yang disampaikan dan itu pun membuat para guru menjadi gelisah atas hal tersebut.

Oleh karena itu, dia mengharapkan agar tidak ada lagi pernyataan dari Kemendikbud yang membuat para guru menjadi khawatir. “Sebaiknya jangan ada pernyataan-pernyataan yang membuat heboh, itu yang kami harapkan,” tutupnya. (jpc)

Editor : Rany P Sinaga
Sumber : Jawapos