25 radar bogor

Baru Setahun Dimanfaatkan, Flyover RE Martadinata Dikotori Aksi Vandalisme

Flyover-Martadinata
Kondisi Flyover RE Martadinata yang kini dikotori aksi vandalisme. SOFYANSYAH/RADAR BOGOR
Flyover-Martadinata
Kondisi Flyover RE Martadinata yang kini dikotori aksi vandalisme. SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

BOGOR – RADAR BOGOR, Baru sekitar setahun dimanfaatkan, aksi vandalisme atau coret-coretan sudah menjadi pemandangan lazim di sepanjang pembatas dan marka jalan Flyover RE Martadinata.

Berbagai coretan tampak jelas di sejumlah tembok dan separator jalan. Bahkan, marka yang merupakan rambu-rambu jalan juga menjadi korban aksi-aksi vandalisme tersebut.

Bukannya membuat indah, tulisan-tulisan itu justru mengganggu pemandangan di sekitar flyover. Padahal, warga Kota Bogor kerap membanggakan jembatan layang tersebut dengan pemandangan latar belakang Gunung Salak.

Praktisi seni mural dan grafiti, Rully menilai, coretan-coretan tersebut pada dasarnya merupakan salah satu kultur dari grafiti. Hanya saja, tren itu justru merusak dan sangat tidak direkomendasikan dilakukan di fasilitas-fasilitas umum. Coretan itu dinilainya malah sekadar untuk menunjukkan eksistensi pelakunya.

“Memang fenomenanya dimana-mana kayak itu. Ada tren lah di kalangan anak-anak baru, kebanyakan remaja ter-influence dengan gaya-gaya di Jakarta. Tapi, kami sendiri tetap tidak pernah merekomendasikan gaya yang cenderung merusak itu,” ungkapnya kepada Radar Bogor, Selasa (26/1/2021).

Lelaki yang juga Ketua komunitas Rain City Strike (RCS) Bogor ini menambahkan, aturan dalam komunitas seharusnya sudah sangat jelas. Bahkan, komunitasnya yang bergerak di bidang mural dan grafiti sejak awal ingin menggeser kecenderungan “merusak” itu. Tapi, tren tersebut justru jauh lebih cepat diserap oleh kalangan-kalangan yang menganut vandalis.

“Karena terus terang saja, kalau mau bikin itu kan cuma butuh nyali saja dan sedikit duit. Istilahnya, mereka cuma beli dua piloks dan bisa mencoret dimana-mana,” tekannya.

Tak heran, peralatan coret sederhana itu bisa mengotori sejumlah fasilitas umum. Flyover yang dibangun dengan anggaran dari APBN Rp93 miliar terpaksa jadi bulan-bulanan. Hampir tak ada yang luput dari coretan bernapaskan vandalisme itu.

“Terus terang kita juga sih dengan style (vandalisme) seperti ini. Kita pun sendiri merasa takut. Ini kan tidak cuma merusak fasilitas umum. Bahkan gambar-gambar yang bagus juga ditimpa sama mereka. Spot yang seharusnya digambari bagus, ditibanin style begitu,” ungkap Rully.

Hanya saja, ia meyakini style vandalisme itu akan hilang dalam setahun. Ia menyarankan agar pemerintah setempat tidak sekadar menghapus atau membersihkan coretan yang sudah ada. Pasalnya, jika dihapus, para pelaku vandalisme justru akan menemukan spot baru untuk kembali beraksi. “Sebenarnya gampang, supportnya lebih ke bikin acara dan diarahkan ke sana,” sambungnya.

Selain itu, aksi serupa juga terjadi sekitar wilayah underpass Jalan Sholeh Iskandar Kota Bogor. Coretan-coretan yang lebih padat terlihat di dinding lorong underpass. Tentu saja, pemandangan itu terlihat lebih jelas oleh para pengendara yang lewat. Warnanya lebih rame dan berukuran raksasa. (mam)