25 radar bogor

PPKM Resmi Diperpanjang, Polres Bogor Perketat Pengawasan di 83 Cek Point

Petugas gabungan merazia setiap kendaraan yang ingin memasuki kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Foto Arifal/Radar Bogor
Ilustrasi: Petugas gabungan merazia setiap kendaraan yang ingin memasuki kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Foto Arifal/Radar Bogor

CIBINONG-RADAR BOGOR, Tingginya kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor selama penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa dan Bali, atau yang dikenal pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tembus 1.210 kasus.

Polres Bogor menegaskan tetap menyiapkan 83 cek point dalam memantau mobilisasi masyarakat selama 14 hari kedepan sejak (25/01/2021) hingga (8/02/2021).

“83 cek point masih tetap diberlakukan untuk pengamanan, kan PPKM diperpanjangan juga,” ujar AKBP Harun kepada Radar Bogor, Selasa (26/01/2021).

Selain itu, untuk pengawasan jalur Puncak bagi kunjungan wisatawan dalam pengendalian Covid-19 di Kabupaten Bogor tetap diberlakukan dengan melihat kondisi kepadatan. “Kita lakukan tentatif, terutama pada akhir pekan dan moment tertentu,” katanyan

Pertama, tempat kerja harus menerapkan work form home (WFH) 75 persen, belajar mengajar dilakukan secara daring. Kebutuhan pokok beroperasi dengan pembatasan kapasitas.

Selain itu, operasional pusat pembelanjaan maksimal pada pukul 19.00 WIB, Din In tempat makan 25 persen. Kemudian, kontruksi beroperasi dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat, tempat ibadah 50 persen, fasos dan kegiatan sosbud dihentikan.

Terakhir, moda transportasi akan dihentikan. Harun mengatakan, kebijakan pemeriksaan surat hasil rapid anti gen masih akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. “Kita harus selaras dengan pemerintah, kerjanya bareng-bareng,” katanya.

Untuk patroli, masih terus dilakukan bersama Satpol PP, Kodim 0621/Kabupaten Bogor untuk melakukan operasi dan kegiatan yang memantau pelanggaran protokol kesehatan (Prokes).

Angka kasus penyebaran Covid-19 Kabupaten Bogor selama PPKM di Kabupaten Bogor tembus 1.210 kasus. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor, selama dua pekan PPKM diberlakukan di Kabupaten Bogor, jumlah kasus positif covid-19 sebanyak 1.210.

Rata-rata penambahan kasus setiap harinya selama PPKM, mencapai 80 hingga 95 kasus per hari. Tertinggi, kasus positif covid-19 di Kabupaten Bogor selama PPKM sempat menyentuh angka 98 kasus perhari.

Jika dibandingkan sebelum adanya kebijakan PPKM, jumlah penambahan kasus di Kabupaten Bogor, hanya berkisar 40 hingga 60 kasus perhari.

Sedangkan, berdasarkan rekapitulasi data Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor, sejak ditetapkannya PPKM pada Senin (11/01), jumlah kasus kesembuhan pasien alami peningkatan. Jumlah pasien sembuh mencapai 1.537 kasus.

Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin mengatakan, selama penerapan PPKM 12 Orang Pasien Covid-19 meninggal dunia. Rinciannya, empat pasien positif Covid-19 dan delapan pasien probable Covid-19.

Ade mengatakan, secara keseluruhan, sejak awal pandemi covid-19, sebanyak 7.279 warga Kabupaten Bogor terkonfirmasi positif covid-19. “Sebanyak 79 pasien meninggal dunia, 676 pasien masih dalam perawatan,” katanya.

Untuk kasus probable, sambung Ade, ada sekitar 413. Dengan rincian 137 selesai penanganan, 271 kasus meninggal dunia, sementara 5 kasus lainnya masih dalam pemantauan.

Ade meminta kepada masyarakat, untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan dalam menjalani aktivitas dan berkegiatan sehari-hari.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina mengatakan, status Covid-19 hampir di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor berstatus berisiko tinggi penularan virus corona.

Data terbaru menyisakan dua zona hijau terjadi pada Minggu (25/01). Status zona hijau terjadi pada Kecamatan Cariu dan Kecamatan Sukamakmur, sedangkan 38 kecamatan lainnya di Bumi Tegar Beriman masuk zona merah.

Mike-sapaanya mengatakan, meningkatnya kasus Covid-19 disebabkan beberapa faktor, selain masih ada warga yang abai menerapkan protokol kesehatan (Prokes), serta banyak masyarakat yang melalukan testing mandiri.

“Pemerintah juga gencar melakuakan testing dan tracking. Belakangan ini semakin banyak dilakukan,” kata Mike kepada Radar Bogor. Mike menyebut, saat ini kesadaran akan proteksi diri yang dilakukan masyarakat meningkat.(ded)