25 radar bogor

Heboh, Suara Dentuman Misterius dan Penampakan Benda Mirip Meteor di Bali

Ilustrasi dentuman
Ilustrasi dentuman
Ilustrasi dentuman
Ilustrasi dentuman

JAKARTA-RADAR BOGOR, Sensor gempa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekam suara dentuman di wilayah Buleleng, Bali.

Selain itu, beberapa warga di Kintamani dan Besakih, Bali, juga dilaporan melihat benda semacam meteor yang melintas Lantas fenomena apakah ini?

Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memastikan suara dentuman itu bukanlah aktivitas gempa bumi.

“Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercatat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA,” kata Daryono di Jakarta, Minggu (24/1/2021).

Daryono menjelaskan, sensor BMKG merekam sinyal seismik tersebut dalam durasi sekitar 20 detik.

Dia menegaskan bila melihat anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

“Jika sinyal seismik tersebut kami coba tentukan magnitudonya menggunakan formulasi penentuan mangnitudo gelombang gempa, akan dihasilkan kekuatan 1,1 magnitudo lokal,” ugkap Daryono.

Ia memastikan sejak pukul 08.00 WITA hingga 12.00 WITA, tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali. Sehingga dipastikan anomali gelombang seismik tersebut bukan aktivitas gempa tektonik.

Menurut Daryono, beberapa warga di Kintamani dan Besakih dilaporkan ada yang melihat semacam meteor yang melintas ke arah barat daya. Warga Buleleng yang sedang upacara adat juga mengaku melihat benda melintas di langit.

Ada juga warga nelayan di pantai Buleleng menjadi saksi mata fenomena yang sama. Terkait bunyi dentuman yang terdengar di wilayah Buleleng, BMKG belum dapat mengkonfirmasi penyebab sesungguhnya. Namun BMKG sudah berhasil memonitor fenomena tersebut dengan baik dan merekamnya.

Jika laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Bali, maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG. (antara/jpnn)