25 radar bogor

Penyebaran Covid Makin Tinggi, PJJ di Kota Bogor Bakal Berlangsung Lebih Lama

Ilustrasi belajar daring
Ilustrasi belajar daring
Ilustrasi belajar daring
Ilustrasi belajar daring

BOGOR – RADAR BOGOR, Pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Kota Bogor, masih akan berlangsung lebih lama. Kasus Covid-19, belum tak menunjukkan penurunan bahkan terus naik sehingga makin mengurungkan niat pembelajaran tatap muka.

Hal itu diakui Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Fahrudin. Menurutnya, tak ada lagi kemungkinan membuka kembali sekolah dengan kondisi penyebaran Covid-19 yang semakin masif.

Ia justru pesimis, pembelajaran tatap muka bisa dimulai dalam waktu dekat. Kondisi yang ada malah memaksa mereka harus menutup sekolah jauh lebih lama dari perkiraan.

“Ini makin tinggi (penyebaran Covid-19). Makanya, belum ada gambaran sama sekali (kapan dan apa rencana tatap muka). Justru semakin mengkhawatirkan. Apalagi kan (prioritas) paling utama kita melihat situasi penyebaran Covid-19 dulu,” terangnya kepada Radar Bogor, Kamis (21/1/2021).

Kendati demikian, sistem PJJ itu sama sekali tak dipersiapkan secara maksimal oleh Disdik. Fahmi, sapaannya, menegaskan hanya akan fokus terhadap perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran online. Belum ada alternatif lain untuk membantu “memudahkan” pembelajaran dan mencapai target kurikulum.

“Memang sementara ini tidak ada pilihan lain kecuali PJJ. Karena intinya kita menghindari kerumunan dan risiko terpapar Covid-19 itu. Kita juga terus memperbaiki komunikasi dan membantu kesulitan belajar anak dan mengajar guru,” ungkapnya.

Salah satunya, yang menjadi perhatian Disdik tahun ini untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru melaksanakan PJJ. Pihaknya telah mengalokasikan anggaran tersendiri untuk berbagai pelatihan terkait teknologi yang menyentuh tenaga pendidik.

Kendati demikian, ia meminta agar sekolah maupun orang tua tak perlu membebani anak-anak dengan target kurikulum. Prioritas utama saat ini adalah menjaga kesehatan setiap anak. Fokusnya juga untuk membuat anak-anak bahagia. Tak perlu mengejar “setoran” untuk memenuhi target kurikulum.

“Jangan berpikir untuk mengejar target-target kurikulum dulu, baik orang tua maupun guru. Tapi lebih fokus pada manajemen diri, life skill supaya bahagia dan tetap sehat. Arahkan saja kesana, sehingga orang tua tidak kesulitan membimbing anak-anaknya. Jadi sekarang dituntut kreativitas orang tua untuk mendampingi anak-anaknya. Mungkin dengan menyediakan sarana di rumah agar anak-anak bisa mengembangkan bakat dan minatnya,” paparnya.

Anggota DPRD Kota Bogor, Rusli Prihatevy mendukung, jika pemkot mempertimbangkan pembukaan sekolah secara tatap muka itu. Menurutnya, situasi yang terlihat saat ini malah bertolak belakang dengan kesiapan yang dibutuhkan untuk membuka sekolah.

“Covid-19 saat ini sangat luar biasa. Kasus meningkat setiap hari. Kesiapan tatap muka sepertinya sangat-sangat riskan,” imbuhnya. (mam/c)