25 radar bogor

42 Persen Sekolah Masih Gunakan Kurikulum 2013

Ilustrasi sekolah
ILUSTRASI: Siswa mengikuti ujian semester sekolah tatap muka di SMA 1 Kaur, Bengkulu, Kamis (3/12/2020). (SALMAN TOYIBI /JAWA POS)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan kurikulum darurat akibat pandemi Covid-19. Kurikulum yang disederhanakan ini diterbitkan untuk mempermudah sekolah menyelesaikan capaian pembelajaran.

“Mengenai kurikulum darurat, saat ini telah digunakan 50 persen satuan pendidikan. Kondisi ini meringkas kompetensi dasar yang paling esensial saja,” ujar Pl Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud, Totok Suprayitno dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi X DPR RI secara daring, Kamis (21/1).

Sementara yang masih menggunakan kurikulum nasional atau kurikulum 2013 sebesar 42 persen. Adapun, daerah yang masih memakai kurikulum reguler tersebut adalah wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). “Sisanya 7 persen menggunakan kompetensi dasar kombinasi (kurikulum darurat) dengan kurikulum 2013,” ucapnya.

Dia pun mengupakan pihaknya untuk mendorong sekolah memakai kurikulum darurat tersebut. Bahkan, pihaknya juga telah membuat modul khusus kurikulum darurat itu di masa pandemi.

“Kami harapkan ini untuk mengurangi beban kesulitan membaca buku teks, kami harapkan ini bisa menolong termasuk di daerah tertinggal,” ujarnya.

Akan tetapi, ia mengakui bahwa pendistribusian modul ini terkendala logistik dan keterbatasan biaya cetak. Oleh karenanya, pihaknya mengalihkan menggunakan file berbentuk pdf.

“Tapi karena waktu sudah mepet dengan segala kendala logistik, maka jumlah yang dicetak ini sangat sedikit. Sementara kendala itu kita (antisipasi) dengan modul yang berbentuk pdf,” pungkas Totok.(jpg)