25 radar bogor

Duh, di Bogor Masih Banyak yang Tidak Yakin Vaksin Covid-19, PR Besar Nih!

Ilustrasi vaksinasi Covid-19
Ilustrasi vaksinasi
Ilustrasi vaksinasi
Ilustrasi vaksinasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Vaksin Covid-19 jenis Sinovac tiba di gudang Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada Selasa (12/1/2021).

Pemerintah Kota Bogor telah menyiapkan 10 orang pertama yang akan disuntikkan vaksin untuk seremonial pada Kamis (14/1/2021) kemarin.

Sementara sehari sebelumnya, Presiden Jokowidodo pun menjadi orang pertama yang divaksin di Indonesia. Namun, itu semua belum cukup untuk membuat keraguan masyarakat, seperti di Bogor.

Meski tahap pertama diberikan pada tenaga kesehatan, polisi dan TNI, namun masih banyak warga yang ragu. Hal inipun menjadi pekerjaan rumah (PR). Khusunya pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor. Mereka harus lebih rajin sosialisasi vaksin Covid-19 agar program vaksinasi ini sukses.

“Sudah tau beritanya, kalau soal percaya atau tidaknya itukan kita tidak mendalami ya, ada yang boleh ada yang tidak karena kan vaksin juga macam-macam. Ya, Allahu a’lam kita lihat saja kalau reaksinya bagus, ya mau kalau tidak ya gak mau karena takut, tapi semoga tidak ada efek sampingnya,” kata Ketua MUI Cihideung Udik, H. Moh Suryana, kepada radarbogor.id, Jumat (15/1/2021).

Hal serupa dikatakan Adinda. Mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bogor itu mengatakan, baginya vaksin bukan satu-satunya cara untuk mencegah pandemi ini, jika tetap tidak menjaga protokol kesehatan.

“Sudah tau, ramai banget juga kan beritanya. Kurang percaya sama vaksin sih jujur karena banyak jenisnya, yang kemarin Jokowi divaksin saja masih percaya gak percaya dalamnya benar vaksin Covid atau bukan, karena kita masyarakat awam. Saya sih gak mau divaksin, karena banyak macamnya dari yang bayar sampai gratis, dan saya ragukan itu yang bayar dan gratis itu apa bedanya. Apa yang gratis beda kualitasnya?,” ujarnya kepada radarbogor.id.

Begitu pula dengan salah satu karyawan Freelancer, Saky Alfathih. Dia juga ikut meragukan kebenaran vaksin yang beredar di Indonesia.

“Engga percaya karena belum lulus uji masih 50 persen dan saya gak mau divaksin karena pemerintah pasti ujungnya dibisniskan lagi kita harus bayar buat divaksin. Walau dipaksa, tetap gak mau karena kalau ada apa-apa memang pemerintah mau tanggung jawab? Kan engga,” ucap Saky.

Di antara masyarakat yang masih enggan divaksin, Ketua RW 10 Desa Cihideung Udik malah menyetujui vaksin yang telah sampai di Kota Bogor. Ia berharap dengan adanya vaksin dapat menyelesaikan permasalahan pandemi saat ini.

“Kalau di kabupaten sih belum ada ya. Semoga saja cepet ada biar semuanya cepat selesai. Karena makin ke sini semakin banyak yang sakit juga. Kalau sudah ada, ya pasti mau disuntik vaksin biar bisa mencegah, karena lebih baik daripada mengobati. Istilahnya sedia paying sebelum hujan. Paling nanti dikasih tau dulu ke warga manfaat dari vaksin ini,” kata Ketua RW 10 Desa Cihideung Udik, Ahat.

Semenatar Rifa (18), pelajar di SMK Pelita Ciampea mengaku percaya karena dengan diperlihatkannya uji pertama kali oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut dan sudah ada public figure yang ikut disuntik vaksin.

“Percaya sama vaksinnya karena kemarin liat presiden udah divaksin sendiri. Kalau soal mau atau tidak divaksin, sekarang sih umurnya belum cukup, jadi gak bisa. Mungkin kalau udah cukup baru bisa dan mau,” katanya.(all/mg5)