25 radar bogor

Seperti Kilat dan Dentuman, Cerita Nelayan Soal Jatuhnya Sriwijaya Air

Pulau-Lancang
Ilustrasi Pulau Lancang Kepulauan Seribu
Pulau-Lancang
Ilustrasi Pulau Lancang Kepulauan Seribu

JAKARTA-RADAR BOGOR, Detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 menghujan di perairan Kepulauan Seribu digambarkan sebagai peristiwa yang sangat mengerikan. Pasalnya, hingga kini, peristiwa itu sampai membuat Hendrik Mulyadi tak enak makan dan tak bisa tidur nyenyak.

Hendrik adalah nelayan rajungan di sekitar perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Saat itu, ia berada tak jauh dari lokasi diduga merupakan titik jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ182. Hendrik bersama dua rekannya menjadi ABK kapal pencari rajungan.

“Saat itu hujan cukup besar (kemungkinan berkabut), dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan),” ungkapnya di Pulau Lancang seperti dikutip Antara, Senin (11/1).

Namun, ia tak menyangka ada benda sangat besar jatuh tak jauh dari lokasinya berada. “Tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa,” kata pria 30 tahun itu.

Hendrik mengaku, bersama dua rekannya, ia seperti terpaku dan tak bisa melakukan apa-apa. Hendrik dan dua rekannya bahkan awalnya mengira bahwa itu adalah bom yang jatuh dan meledak. Sama sekali tak terlintas di pikirannya bahwa yang jatuh itu adalah sebuah pesawat sarat penumpang.

Sebab, sesaat sebelum pesawat jatuh, ia sama sekali tak mendengar suara mesin pesawat. “Suara mesin gak ada,” ungkapnya.

Selain itu, Hendrik mengungkap bahwa dirinya sama sekali tak melihat adanya api. “Hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar,” pungkasnya. (jpc)