25 radar bogor

15 Hari, Sulap Gedung Wisma Atlet GOR Pajajaran Jadi RS Lapangan Covid-19

RS-Darurat
Ilustrasi. Dirut RSUD Kota Bogor dan Walikota Bima Arya saat tinjau kesiapan RS Darurat pasien covid di Wisma Atlet GOR Pajajaran
RS-Darurat
Dirut RSUD Kota Bogor dan Walikota Bima Arya saat tinjau kesiapan RS Darurat pasien covid di Wisma Atlet GOR Pajajaran

BOGOR-RADAR BOGOR, Kinerja Pemkot Bogor dalam membangun rumah sakit (RS) lapangan Kota Bogor bak Sangkuriang.

Betapa tidak. Dalam interval waktu 15 hari, pemkot mampu menyulap gedung Wisma Atlet di kawasan GOR Pajajaran menjadi sarana terpadu dalam penanganan pasien Covid-19.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pekan depan RS lapangan ditargetkan sudah beroperasi. Bahkan, menurutnya lebih baik jika selesai lebih cepat.

“Kita jadwalkan tanggal 18 Januari. Tapi jika segala persiapan mampu dipercepat, saya ingin RS lapangan dapat segera beroperasi,” ujar Wali Kota Bogor dua periode itu.

Bima memang nampak tak ingin kehilangan momentum. Terlebih, tren penularan Covid-19 di kota hujan terus melonjak.

Merunut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, sepanjang awal tahun ini, kapasitas tempat tidur (TT) untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 87,4 persen.

Di mana, 520 dari 595 TT yang tersedia di 21 rumah sakit telah terisi. Bahkan, ICU sudah terisi 100 persen. Sedangkan, untuk tempat isolasi pasien tanpa gejala (OTG) di BNN Lido, sudah terisi sebanyak 63 persen, atau 63 dari 100 TT.

“Memang sudah tinggi sekali. Warga juga sudah banyak yang mengeluh karena kesulitan. Nah, karena itu kita kejar ini untuk yang hijau dan kuning tadi,” jelasnya.

Diketahui, RS lapangan ini berada di bawah koordinasi RSUD Kota Bogor, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.

Anggaran yang digunakan untuk membangun RS lapangan didapat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dirut RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir memaparkan, mulanya Pemkot Bogor memiliki pilihan lain dalam membangun sarana kesehatan tambahan untuk penanganan Covid-19.

Yakni membangun rumah sakit darurat dan menaikan kelas pelayanan beberapa puskesmas. Namun pilihan itu tak diambil lantaran tak efisien.

“Kami dapatkan anggaran Rp20 miliar. Dan anggaran itu akan kami maksimalkan seefektif dan efisien mungkin,” tegas Ilham.

Dari pantauan, progress pembangunan saat ini telah mencapai 80 persen. Nantinya, ruang perawatan pasien Covid-19 di gedung berlantai tiga tersebut dibagi dengan total 68 tempat tidur.

Lantai dasar akan digunakan menjadi IGD, lantai 2 menjadi tempat perawatan khusus pasien perempuan, dan lantai 3 khusus laki-laki.

Sedangkan untuk lab PCR test, RS Lapangan tetap menginduk ke RSUD Kota Bogor. Terkait sistem operasional rumah sakit, pihak RSUD bersama Dinas Kesehatan telah merumuskan struktur kerja.

Dimana Kepala RS lapangan telah dimandatkan kepada dr. Yeti Hariyati. Sistem rekrutmen pegawai pun tengah berlangsung.

“Anggaran pembangunan sarana kesehatan menghabiskan sekitar Rp 9 miliar. Nantinya, anggaran pun sudah diplot untuk penggajian selama tiga bulan bagi 128 pegawai. sisa anggarannya, Rp 3 miliar bisa dimaksimalkan untuk merealisasi hotel OTG. Pokoknya kita efektifkan anggaran ini,” paparnya.

Jika tak menemui aral, rencananya pada 12 Januari dilakukan simulasi pasien untuk RS lapangan, dilanjutkan simulasi limbah pada 13 Januari, dan persiapan petugas pada 14 Januari.

Simulasi dan persiapan tersebut dilakukan, agar pada 18 Januari RS lapangan ini bisa segera dibuka dan siap dioperasikan.
“Terkait waktu operasional, saya ikut dengan pak Wali Kota. Lebih cepat lebih baik, ” ucap dia. (*/ysp)