25 radar bogor

Jelang Puncak Musim Hujan, BMKG Citeko Ingatkan Potensi Bencana Ini

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrim
Ilustrasi cuaca

CISARUA-RADAR BOGOR, Kota dan Kabupaten Bogor terus diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga Sedang sejak awal 2021.

Hujan dengan intensitas sedang dalam kurun waktu beberapa jam saja kerap kali menimbulkan genangan yang mengakibatkan gangguan jalur transportasi. Tak luput juga pohon tumbang dan guguran tanah terjadi ketika hujan disertai angin kencang.

Kepala Stasiun Meteorologi klimatologi dan Geofisika BMKG citeko Asep Firman Ilahi menjelaskan, berdasarkan pantauan cuaca dan iklim Badan meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) menunjukkan fenomena cuaca yang kurang baik akhir-akhir ini. Fenomena La Nina diprediksi masih bertahan sampai April – Juni 2021.

“Khusus kawasan Jabodetabek, secara umum hujan intensitas ringan – sedang masih diprediksi terjadi hingga akhir Januari 2021, bahkan diprediksi kawasan ini memasuki puncak musim hujan pada akhir Januari hingga awal Februari 2021,” katanya kepada radarbogor.id Kamis (7/1/2021).

Lebih lanjut, Asep Firman Ilahi memaparkan, hal ini disebabkan aliran masa udara masih didominasi angin baratan, kawasan Laut jawa menjadi wilayah Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Pumpunan Antar yang mengakibatkan pertumbuhan awan yang masif di wilayah ini.

“Selain itu, Monsun Australia tidak aktif dan diprediksi bertahan hingga Dasarian III Januari 2021, hal tersebut mendukung potensi pembentukan awan di wilayah ini,” paparnya.

Sementara analisis Madden-Julien Oscillation – MJO, (biasa dikenal dengan arak-arakan awan) di sekitar wilayah Tropis diprediksi aktif di fase II/III (Samudera Hindia) hingga pertengahan dasarian II Januari 2021, tentu saja dampak dari fenomena ini menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Ia juga menerangkan, hingga dasarian III Januari 2021 diprediksi Kelembapan Udara Relatif (Relatif Humidity – RH) pada lapisan 700 millibar berada di atas 80 persen.

“Kondisi ini sangat kondusif menahan kelembaban masa udara di permukaan, sehingga terbentuknya awan hujan yang signifikan di kawasan Jabodetabek,” tuturnya.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sering kali menimbulkan gangguan skala kecil hingga menengah.

Gangguan tersebut bisa berupa jalanan licin yang berpotensi kecelakaan kendaraan, genangan yang mengganggu kelancaran arus transportasi dan jarak pandang berkurang, hingga gangguan serius berupa aliran sungai deras, longsor dan guguran tanah atau bebatuan pada dataran tinggi.

“Juga banjir yang menggenangi sebagian jalan dan pemukiman dan gangguan lain yang menimbulkan risiko kerugian ekonomi, sosial dan kesehatan dalam skala menengah,” tuturnya.

Oleh karena itu, untuk menyikapi perubahan cuaca ekstrim diharapkan masyarakat tetap tenang dan waspada. Berbagi informasi dengan komunitas masyarakat, tidak beraktifitas di luar rumah kalau tidak mendesak.

“Selain itu memperbaharui informasi melalui media masa maupun media sosial, serta berkoordinasi dengan instanasi tanggap bencana seperti BPBD, BMKG, TNI/Polri dan Komunitas Masyarakat Peduli Bencana,” tukasnya. (all)