25 radar bogor

Pengrajin Tahu Tempe Citeureup Minta Subsidi Harga Kedelai

Ilustrasi Tempe
Ilustrasi Tempe
Ilustrasi

CITEUREUP – RADAR BOGOR, Sekitar 300 pengrajin tahu tempe di Kampung Kamurang, Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup berharap mendapatkan keringanan membeli Kedelai.

Pasalnya, kenaikan harga kebutuhan bahan pokok itu membuat pengrajin berputar otak untuk tetap memasarkan tahu tempe.

Pasca mogok produksi yang dilakukan para pengrajin tempe tahu di sejumlah wilayah di Jabodetabek selama tiga hari 31 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021 lalu, para pengrajin memutuskan untuk kembali produksi.

Hal itu terpaksa dilakukan mengingat banyaknya permintaan meskipun sampai saat ini harga kedelai masih melambung.

“Pemerintah harus menyikapi hal ini untuk memberikan keringanan kepada para pengrajin dengan bahan baku pokok, minimal memberikan subsidi untuk harga kacang kedelai,” ungkap Koordinator pengrajin tempe tahu Kecamatan Citeureup, Muslihin kepada Radar Bogor Selasa (5/1/2021).

Muslihin mengatakan, kenaikan bahan pokok kacang kedelai sebesar 35 persen itu berimbas pada semua aktivitas produksi, baik itu ongkos produksi maupun harga penjualan.

Yang sebelumnya untuk satu kilogram kacang kedelai berada di angka Rp7.200 – Rp7.400, saat ini bisa mencapai Rp9.200.

Menurutnya, bila para pengrajin tetap menjual hasil produksi dengan harga yang sama, artinya pengrajin tidak mendapatkan untung.

“Sementara tidak ada kemampuan dari pada pengrajin maupun produsen tempe tahu untuk menekan harga karena berbagai alasan,” imbuhnya.

Sementara hingga saat ini, Muslihin melanjutkan, belum ada stakeholder maupun pemerintah daerah merespon hal tersebut. Pengrajin tahu tempe di Citeureup sendiri membutuhkan 30 ton kacang kedelai setiap harinya.(cok)